BBM

Bobibos, BBM Ramah Lingkungan Buatan Anak Negeri

Bobibos, BBM Ramah Lingkungan Buatan Anak Negeri
Bobibos, BBM Ramah Lingkungan Buatan Anak Negeri

JAKARTA - Masyarakat Indonesia kini disuguhi inovasi bahan bakar alternatif Bobibos, yang diklaim lebih hemat sekaligus ramah lingkungan. 

PT Inti Sinergi Formula resmi memperkenalkan produk ini pada Minggu di Bumi Sultan Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

Bobibos merupakan singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos, hasil kreasi anak bangsa yang menekankan pada penggunaan sumber daya lokal. Menurut penemunya, M. Ikhlas Thamrin, Bobibos mampu menghasilkan emisi gas buang lebih rendah dibanding BBM fosil, sekaligus mengurangi ketergantungan energi impor.

Meski telah resmi diluncurkan, masyarakat masih mempertanyakan apakah Bobibos sudah bisa dibeli dan tersertifikasi, serta bagaimana mekanisme produksinya.

Status Sertifikasi dan Distribusi Bobibos

Hingga saat ini, Bobibos belum memperoleh sertifikasi resmi dari pemerintah. Produk ini baru diajukan untuk mengikuti tahapan pengujian di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dengan status sementara “Secret Agreement”.

Pejabat ESDM menegaskan bahwa keputusan terkait peredaran dan hasil laboratorium Bobibos belum mencapai tahap final. Artinya, masyarakat belum bisa membeli produk ini karena masih menunggu bukti ilmiah terbuka dan standar kualitas resmi, seperti dikutip dari FMIPA UNESA.

Dalam akun Instagram resmi @bobibos_, M. Ikhlas menegaskan, “Sementara ini kita belum menjual, kita lagi proses dan kita akan sesegera mungkin untuk produksi.” Ia menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan piloting manufacturing di Pulau Jawa, dengan rencana ekspansi pabrik ke seluruh provinsi di Indonesia.

Bobibos dari Jerami: Energi Ramah Lingkungan

Keunggulan Bobibos terletak pada bahan bakunya, yaitu limbah jerami padi. Jerami merupakan batang dan daun tanaman padi yang tersisa setelah buahnya diambil. Dengan memanfaatkan limbah organik ini, Bobibos tidak bersaing dengan pangan, sehingga aman dari risiko menurunkan ketahanan pangan.

Proses pembuatan Bobibos melibatkan bioenergi dan suntikan serum khusus, yang memungkinkan jerami diubah menjadi bahan bakar minyak alternatif berperforma tinggi. Bobibos diklaim setara dengan RON 98, memberikan pembakaran lebih sempurna dan ramah lingkungan.

Selain manfaat energi, inovasi ini membuka peluang ekonomi baru bagi petani. Limbah jerami yang sebelumnya tidak bernilai kini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi, sehingga memberikan tambahan penghasilan bagi petani dan mendukung ekonomi lokal.

Potensi dan Tantangan Bobibos

Bobibos bukan sekadar inovasi energi, tetapi juga bagian dari strategi kemandirian energi nasional. Produk ini diharapkan mengurangi ketergantungan pada BBM fosil dan membuka peluang pemanfaatan sumber daya lokal.

Namun, tantangan terbesar adalah proses sertifikasi dan produksi massal. Tanpa sertifikasi resmi, Bobibos belum bisa diedarkan luas. Pengembangan pilot plant dan pengujian laboratorium menjadi langkah penting sebelum produk ini tersedia secara komersial.

Meski demikian, peluncuran Bobibos sudah menarik perhatian publik dan menjadi contoh bagaimana inovasi berbasis limbah organik dapat mengatasi masalah energi sekaligus memberi manfaat sosial-ekonomi.

Kesimpulan: Menanti Bobibos Masuk Pasar

Inovasi Bobibos menunjukkan bahwa energi baru terbarukan bisa lahir dari kreativitas anak bangsa. Dengan bahan baku lokal, emisi rendah, dan potensi ekonomi tambahan untuk petani, BBM ini berpeluang menjadi solusi energi masa depan.

Namun, masyarakat harus menunggu hingga Bobibos menyelesaikan sertifikasi resmi dan tahapan produksi massal. Sementara itu, publik dapat terus memantau informasi terbaru melalui akun resmi dan berita terkait BBM alternatif ini.\

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index