Pasar Mobil Listrik

Pasar Mobil Listrik Indonesia Melonjak, Merek Baru Meramaikan

Pasar Mobil Listrik Indonesia Melonjak, Merek Baru Meramaikan
Pasar Mobil Listrik Indonesia Melonjak, Merek Baru Meramaikan

JAKARTA - Pasar mobil listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan sepanjang Januari–Oktober 2025. 

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat total penjualan wholesales mencapai 69.146 unit, jauh melampaui capaian 43.188 unit pada periode sama 2024.

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menekankan lonjakan ini didorong oleh maraknya peluncuran model mobil listrik baru dengan harga bersahabat. 

“Saat ini sudah mulai banyak model-model mobil listrik baru dengan harga yang terjangkau,” ujar Jongkie.

Kehadiran mobil listrik di kisaran Rp200 jutaan membuat konsumen memiliki lebih banyak pilihan, termasuk city car, mini SUV, hingga model premium. Dengan harga bersaing, kendaraan listrik semakin menarik bagi segmen masyarakat menengah.

Merek Baru dan Persaingan Semakin Ketat

Sejumlah pendatang baru turut meramaikan pasar BEV, termasuk VinFast asal Vietnam, Polytron dari Grup Djarum, serta Maxus di bawah Grup Indomobil. Kehadiran merek-merek ini menambah persaingan di segmen mobil listrik murah.

Gelombang kendaraan listrik dimulai dari Wuling Air EV yang sempat mencatat lonjakan penjualan saat peluncurannya dengan harga Rp184–200 jutaan. Selanjutnya, Seres E1 hadir di kisaran Rp189–219 jutaan, VinFast VF 3 mini SUV Rp227 jutaan, dan BYD Atto 1 Rp195–235 jutaan.

Jaecoo J5 EV dari Grup Chery melengkapi persaingan dengan harga Rp249–299 jutaan. Jongkie optimistis pasar mobil listrik Indonesia akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang. “Mudah-mudahan masih bisa terus meningkat,” katanya.

Dominasi BYD dan Kinerja Pabrikan Lain

Merek BYD masih menjadi yang terlaris dengan penjualan 30.670 unit Januari–Oktober 2025. Model unggulannya, BYD Atto 1, mencatat wholesales 9.396 unit pada Oktober 2025. BYD juga membangun fasilitas produksi di Subang, Jawa Barat, berkapasitas 150.000 unit per tahun, ditargetkan selesai akhir 2025.

Wuling berada di posisi kedua dengan penjualan 9.462 unit, ditopang Wuling Air EV, Binguo EV, dan Cloud EV yang dirakit lokal di pabrik Cikarang, Jawa Barat. Denza, sub-merek premium BYD, menempati posisi ketiga dengan penjualan 6.967 unit dari model D9.

Chery menyusul dengan penjualan 6.705 unit, ditopang Chery J6 hingga E5. Pabrikan lain yang menembus pasar BEV Indonesia antara lain Aion (4.822 unit), VinFast (3.050 unit), Geely (2.021 unit), Hyundai (1.293 unit), MG (1.142 unit), dan Neta (542 unit).

Prospek dan Tantangan Pasar BEV

Tingginya minat masyarakat terhadap mobil listrik tak lepas dari kombinasi harga terjangkau dan variasi model yang semakin beragam. Namun, persaingan ketat memaksa pabrikan terus berinovasi dan memperluas layanan purna jual, termasuk ketersediaan baterai, garansi, dan jaringan servis.

Pertumbuhan pasar BEV juga diperkirakan terdorong oleh tren elektrifikasi kendaraan dan insentif pemerintah, termasuk pajak yang lebih rendah untuk mobil listrik. Dengan strategi harga agresif dan investasi pabrik baru, pabrikan lokal maupun global menargetkan pertumbuhan jangka panjang di Indonesia.

Jongkie berharap momentum pertumbuhan ini dapat berlanjut dan menumbuhkan ekosistem mobil listrik di Indonesia, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga permintaan konsumen. “Semoga pasar mobil listrik bisa terus meningkat, sehingga industri otomotif domestik semakin berkembang,” ujarnya menutup.

Daftar Merek Mobil Listrik Terlaris Januari–Oktober 2025:

BYD: 30.670 unit

Wuling: 9.462 unit

Denza: 6.967 unit

Chery: 6.705 unit

Aion: 4.822 unit

VinFast: 3.050 unit

Geely: 2.021 unit

Hyundai: 1.293 unit

Morris Garage (MG): 1.142 unit

Neta: 542 unit

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index