JAKARTA - Kenaikan harga cabai yang tajam di berbagai wilayah Indonesia menjadi perhatian serius pemerintah.\
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi cuaca buruk menjadi salah satu pemicu lonjakan harga, dan pemerintah tengah menyiapkan solusi jangka panjang melalui Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih dengan fasilitas cold storage untuk menstabilkan harga cabai di tingkat konsumen.
Cuaca Buruk Jadi Pemicu Harga Cabai
Menurut Amran, harga cabai pernah menyentuh level Rp3.000–Rp10.000 per kilogram, dan kini berada di kisaran Rp50.000 per kilogram. “Ini [harga cabai naik] mungkin karena sekarang kondisi distribusinya, karena hujan kan,” jelas Mentan saat ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) menambahkan bahwa kenaikan harga cabai juga dipicu oleh minimnya pasokan dari daerah penghasil, penurunan produksi akibat cuaca ekstrem, serta meningkatnya harga di tingkat distributor. Kondisi ini membuat harga cabai di tingkat konsumen mengalami fluktuasi yang signifikan di berbagai wilayah.
Kopdes Merah Putih Jadi Solusi Stabilitas Harga
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah akan memanfaatkan KopDes/Kel Merah Putih untuk menstabilkan harga cabai. Mentan Amran menjelaskan, koperasi ini memiliki cold storage yang dapat menampung hasil panen saat puncak produksi, sehingga cabai dapat disalurkan saat musim off season.
“Ini solusi ke depan adalah kalau koperasi merah putih sudah jalan. Itu kan punya cold storage. Jadi kalau panen puncak masuk di penyimpanan. Kemudian kalau off season kita keluarin,” ujar Amran.
Langkah ini diharapkan dapat menjaga pasokan tetap tersedia sepanjang tahun, menekan lonjakan harga di pasar, dan memberikan manfaat bagi petani dengan menjamin hasil panen mereka terserap dengan baik.
Lonjakan Harga di Berbagai Wilayah
Data Kementerian Perdagangan hingga pekan pertama November 2025 menunjukkan harga cabai merah bervariasi antarwilayah. Beberapa wilayah tercatat mengalami lonjakan harga ekstrem:
Kabupaten Nduga: Rp200.000 per kilogram
Kabupaten Mappi: Rp162.500 per kilogram
Kabupaten Pegunungan Bintang: Rp120.000 per kilogram
Sementara itu, harga cabai terendah tercatat sekitar Rp20.000 per kilogram di beberapa daerah sentra produksi. Di sisi lain, beberapa daerah juga mengalami lonjakan signifikan:
Kabupaten Tambrauw: Rp96.000 per kilogram (74,55% di atas Harga Acuan Pemerintah/HAP)
Kota Merauke: Rp94.667 per kilogram
Kabupaten Halmahera Selatan: Rp96.000 per kilogram
Di wilayah barat seperti Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak, harga justru lebih rendah, berada di kisaran Rp25.000–Rp31.000 per kilogram, mencerminkan ketimpangan distribusi dan produksi cabai antarwilayah.
Upaya Pemerintah dan Dukungan Infrastruktur
Dengan program KopDes Merah Putih, pemerintah berharap tidak hanya menstabilkan harga cabai, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani.
Pengelolaan cold storage akan memungkinkan penyerapan hasil panen saat produksi melimpah dan distribusi saat permintaan tinggi, sehingga fluktuasi harga dapat dikurangi.
Selain itu, langkah ini diharapkan memberi kepastian bagi konsumen dan petani, memastikan cabai tetap tersedia dengan harga wajar, dan mencegah praktik monopoli di tingkat distribusi.
Kementan menekankan bahwa pemantauan harga akan terus dilakukan, terutama di wilayah-wilayah dengan harga ekstrem, sehingga intervensi pemerintah dapat dilakukan secara tepat waktu.
Dengan integrasi pemantauan harga, penguatan koperasi, dan fasilitas cold storage, pemerintah menargetkan agar harga cabai tidak lagi menjadi masalah yang membebani konsumen maupun petani.
Program ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang untuk menjaga stabilitas pangan, mendorong produktivitas, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.