Telur

7 Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Makan Telur

7 Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Makan Telur
7 Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Makan Telur

JAKARTA - Telur dikenal luas sebagai makanan super yang mudah diolah dan sarat manfaat bagi kesehatan. 

Kandungan gizinya lengkap—mulai dari protein, vitamin, hingga mineral penting seperti vitamin A, D, E, B12, fosfor, dan selenium. Namun, tidak semua makanan cocok dikonsumsi bersamaan dengan telur. Beberapa kombinasi ternyata bisa menghambat penyerapan nutrisi, bahkan menimbulkan efek negatif bagi tubuh.

Menurut Healthline, satu butir telur rebus besar mengandung sekitar 6 gram protein berkualitas tinggi dan 78 kalori. Angka tersebut sudah cukup untuk membantu pemenuhan energi harian dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.

Namun, manfaat besar ini bisa berkurang jika telur dimakan bersama bahan pangan tertentu yang bereaksi kurang baik di sistem pencernaan.

Agar protein dan vitamin dari telur dapat terserap maksimal, penting untuk mengetahui makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan telur.

1. Susu Kedelai: Dua Protein yang Saling Mengganggu

Susu kedelai sering dianggap sebagai alternatif sehat pengganti susu sapi karena kandungan proteinnya yang tinggi. Namun, mengonsumsi susu kedelai bersamaan dengan telur justru tidak disarankan.

Keduanya memang sama-sama kaya protein, tetapi menurut pakar gizi, tubuh dapat kesulitan menyerap protein secara optimal jika keduanya dikonsumsi bersamaan. 

Dalam proses pencernaan, protein dari telur dan susu kedelai akan “bersaing” untuk diserap tubuh. Akibatnya, manfaat nutrisi dari keduanya berkurang, dan tubuh tidak memperoleh efek maksimal dari sumber protein tersebut.

2. Teh: Menurunkan Penyerapan Protein dari Telur

Kebiasaan menyesap teh hangat setelah sarapan telur mungkin tampak biasa, tetapi ternyata tidak baik untuk kesehatan pencernaan. Menurut penelitian yang dikutip NDTV, minum teh setelah makan telur dapat menurunkan penyerapan protein hingga 17 persen.

Selain itu, senyawa tanin dalam teh bisa memicu gangguan pencernaan seperti sembelit, perut kembung, bahkan naiknya asam lambung. Jadi, sebaiknya beri jeda waktu sekitar 30–60 menit antara makan telur dan minum teh agar proses penyerapan gizi tidak terganggu.

3. Pisang: Kombinasi yang Membebani Sistem Pencernaan

Baik telur maupun pisang sebenarnya termasuk makanan bergizi tinggi. Namun, memadukan keduanya dalam satu waktu justru bisa membuat sistem pencernaan bekerja lebih berat.

Kombinasi telur dan pisang menyebabkan proses pencernaan menjadi lebih lambat karena keduanya sama-sama kaya protein dan karbohidrat kompleks. Hal ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman di perut, seperti kembung atau begah. Untuk hasil terbaik, sebaiknya konsumsi keduanya secara terpisah—misalnya, pisang untuk camilan sore, dan telur untuk menu sarapan.

4. Daging: Beban Ganda bagi Lambung

Bagi sebagian orang, makan telur dan daging dalam satu waktu terasa nikmat dan mengenyangkan. Namun, perpaduan dua sumber protein dan lemak tinggi ini membuat sistem pencernaan bekerja ekstra keras.

Kandungan lemak pada daging serta protein dari telur memerlukan waktu lama untuk dicerna. Akibatnya, tubuh menjadi cepat lelah karena energi lebih banyak digunakan untuk mencerna makanan dibandingkan untuk aktivitas harian. Jika sering dilakukan, kombinasi ini bisa menyebabkan rasa lesu dan tidak nyaman pada perut.

5. Gula: Reaksi Kimia Berisiko Toksik

Meski tampak sepele, mencampurkan telur dengan gula—baik dalam adonan maupun sajian tertentu—ternyata tidak disarankan. Reaksi antara asam amino dari telur dan gula dapat membentuk senyawa kimia yang bersifat toksik bagi tubuh.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kombinasi ini berpotensi memicu penggumpalan darah dan menurunkan efektivitas penyerapan nutrisi. Karena itu, sebaiknya hindari menambahkan gula dalam olahan telur, terutama jika dikonsumsi rutin.

6. Bacon: Lezat Tapi Menipu Energi

Telur dan bacon sering menjadi ikon menu sarapan di berbagai negara Barat. Namun, dari sisi kesehatan, perpaduan ini sebenarnya tidak ideal. Bacon mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi, sementara telur kaya akan protein.

Gabungan keduanya memang membuat perut terasa cepat kenyang, tetapi efeknya tidak bertahan lama. Tubuh justru bisa terasa berat dan mudah lelah setelah beberapa jam. Energi yang dihasilkan tidak stabil, sehingga konsumsi kombinasi ini sebaiknya dibatasi.

7. Buah Kesemek: Risiko Gangguan Pencernaan

Jarang diketahui, buah kesemek ternyata tidak cocok dikonsumsi setelah makan telur. Menurut Times of India, tanin yang terkandung dalam kesemek dapat bereaksi negatif dengan protein dalam telur.

Interaksi ini bisa memicu gangguan pencernaan hingga keracunan ringan, terutama pada orang dengan sistem pencernaan sensitif. Jika ingin makan buah setelah konsumsi telur, pilih jenis buah yang berserat lembut seperti apel atau pepaya.

Pilih Kombinasi yang Tepat Agar Nutrisi Maksimal

Secara umum, telur tetap merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang aman dikonsumsi setiap hari. Kuncinya adalah tidak berlebihan dan memperhatikan pasangan makanannya.

Dengan menghindari kombinasi seperti susu kedelai, teh, pisang, daging, gula, bacon, dan kesemek, tubuh dapat menyerap manfaat telur secara maksimal. Selain itu, pencernaan juga akan lebih ringan, dan metabolisme tubuh bekerja lebih optimal.

Mengetahui makanan yang harus dihindari saat konsumsi telur bukan sekadar untuk menjaga kesehatan, tetapi juga agar setiap nutrisi yang Anda konsumsi benar-benar memberikan manfaat terbaik bagi tubuh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index