Tempat Makan

Tempat Makan Tersembunyi di Jogja yang Wajib Dikunjungi 2025

Tempat Makan Tersembunyi di Jogja yang Wajib Dikunjungi 2025
Tempat Makan Tersembunyi di Jogja yang Wajib Dikunjungi 2025

JAKARTA - Di tengah hiruk-pikuk Yogyakarta yang tak pernah sepi wisatawan, ada sisi lain dari kota budaya ini yang sering luput dari sorotan: jejak kuliner tersembunyi yang menggoda selera. 

Fenomena kuliner mblusuk—menjelajahi gang-gang kecil demi menemukan makanan autentik—menjadi tren baru di kalangan penikmat kuliner sejati. Tak sekadar soal rasa, pengalaman menemukan tempat makan tersembunyi ini menghadirkan nuansa petualangan yang membuat setiap suapan terasa lebih istimewa.

Jogja memang dikenal dengan kekayaan kuliner tradisionalnya. Namun, di balik jalan-jalan kecil dan kampung sunyi, tersimpan cita rasa otentik yang belum tentu bisa ditemukan di restoran modern. 

Dari gudeg yang dimasak di dapur pawon hingga mangut lele beraroma asap kayu bakar, semuanya menawarkan pengalaman makan yang sarat nostalgia.

1. Gudeg Pawon: Menyantap Legenda di Dalam Dapur

Terletak di Jalan Janturan UH/IV Nomor 36, Warungboto, Umbulharjo, Gudeg Pawon sudah menjadi legenda kuliner sejak 1958. Uniknya, pembeli dilayani langsung di dapur tradisional—atau pawon—yang diterangi cahaya tungku berwarna jingga. 

Dari dapur sederhana inilah, cita rasa Gudeg Ayam Kampung Komplit tercipta: gurih, tidak terlalu manis, dan menggoda siapa pun yang datang. 

Sejak resmi berjualan di rumah pada tahun 2000, tempat ini menjadi tujuan wajib bagi pencinta kuliner malam. Gudeg Pawon buka pukul 22.00 hingga 00.00 WIB, dan hampir setiap malam antreannya tak pernah sepi.

2. Mangut Lele Mbah Marto: Aroma Asap dan Cita Rasa Legendaris

Menjelajah lebih jauh ke Bantul, tepatnya di Dusun Nengahan, Panggungharjo, Sewon, berdiri Mangut Lele Mbah Marto—warung sederhana yang menjadi ikon kuliner tradisional Jogja. 

Di sinilah pengunjung merasakan sensasi makan di dapur rumah tua yang dindingnya penuh jelaga. Proses memasak masih menggunakan kayu bakar, memunculkan aroma sangit khas yang sulit ditiru.

Mbah Marto telah lebih dari enam dekade mempertahankan cita rasa mangut lele santan pedas yang begitu nikmat. Satu porsi lengkap berisi nasi, lele, gudeg, tahu opor, telur, dan es teh, hanya sekitar Rp25.000. Warung buka dari pukul 10.00–16.00 WIB.

3. Sambel Welut Pak Sabar: Pedasnya Menggoda, Gurihnya Bikin Ketagihan

Di daerah Tamanan, Banguntapan, terdapat Sambel Welut Pak Sabar—tempat yang wajib disinggahi pencinta pedas. Keistimewaannya terletak pada teknik memasak unik, di mana sambal dan belut digoreng bersama hingga bumbunya menyatu sempurna.

Rasa pedasnya tajam, tetapi tetap seimbang berkat penggunaan cabai rawit merah segar. Menu favoritnya adalah Welut Goreng Sambal Bawang, dan selain belut, tersedia pula pilihan ikan tawar lain. Warung ini buka hingga tengah malam, pukul 10.00–24.00 WIB.

4. Bakmi Mbah Mo: Cita Rasa Jawa yang Tak Lekang Waktu

Penggemar bakmi Jawa pasti tak asing dengan Bakmi Mbah Mo di Dusun Code, Trirenggo, Bantul. Tempat ini sudah berdiri selama puluhan tahun dan masih mempertahankan cara memasak tradisional: satu wajan untuk satu porsi di atas bara arang.

Aroma bakmi yang dimasak perlahan dengan tangan terampil Mbah Mo menciptakan cita rasa “nyamleng” yang khas. Dua menu andalan, Bakmi Godhog dan Bakmi Goreng, dibanderol Rp25.000–Rp35.000 per porsi. Tempat ini buka dari pukul 17.30 hingga 23.00 WIB.

5. Bakso Ironayan: Rasa Rumah di Tengah Desa

Beralih ke Baturetno, Banguntapan, ada Bakso Ironayan yang tak pernah sepi meski letaknya di tengah desa. Ciri khasnya ada pada tekstur bakso halus tanpa bahan pengawet, disajikan dengan kuah gurih dan pelengkap seperti tahu dan mie kuning basah.

Harga satu porsi bakso komplit hanya Rp13.000, menjadikannya favorit banyak keluarga. Warung buka Sabtu–Kamis, pukul 10.00–20.00 WIB.

6. Bakmi Mbah Gito: Sentuhan Seni dalam Sajian Tradisional

Berlokasi di Rejowinangun, Kotagede, Bakmi Mbah Gito dikenal dengan interior serba kayu yang unik. Dulu, tempat ini merupakan kandang sapi yang diubah menjadi warung bergaya etnik.

Selain Bakmi Jawa yang jadi menu utama, pengunjung juga bisa menikmati soto, rica-rica, hingga nasi goreng. Dengan harga mulai Rp30.000, makan di tempat ini bukan hanya soal rasa, tapi juga pengalaman budaya.

7. Jiwa Jawi Resto: Harmoni Alam dan Filosofi Jawa

Di tengah hutan Bangunjiwo, Bantul, berdiri Jiwa Jawi Resto yang mengusung konsep kearifan lokal. Bangunan joglo berdiri mengikuti kontur tanah miring, menghadirkan pemandangan alami yang menenangkan.

Selain menu tradisional berbumbu rempah, restoran ini terkenal dengan Klambir Latte, minuman khas yang menyegarkan. Harga makanan berkisar Rp15.000–Rp50.000. Restoran buka Selasa–Minggu pukul 18.00–21.00 WIB.

8. Ingkung Mbah Cempluk & Gubug Watu Adeg: Cita Rasa Pedesaan yang Autentik

Ingkung Mbah Cempluk di Pajangan menawarkan suasana pedesaan yang damai dengan gazebo tradisional. Menu unggulannya adalah Ingkung Ayam Santan dan Wader Goreng, yang disajikan dalam porsi besar untuk keluarga dengan harga Rp100.000–Rp150.000.
Sementara itu, Gubug Watu Adeg di Mangunan menghadirkan pengalaman makan di tengah hutan perbukitan. Menu khasnya, Nasi Pecel Wader, berpadu dengan panorama alam yang memukau.

9. Dari Pecel Baywatch hingga Entok Slenget: Eksplorasi Tanpa Batas

Masih di Bantul, Pecel Baywatch menawarkan keunikan pecel dengan sayur kembang turi yang sudah jarang ditemui. Tempatnya sederhana, tapi rasa autentiknya membuat banyak pelanggan kembali.

Tak jauh dari sana, Entok Slenget Kang Tanir menjadi tujuan kuliner bagi pencinta masakan daging entok. Rasanya gurih pedas dan aromanya khas, menjadikannya salah satu kuliner “buruan” di kawasan Jogja bagian selatan.

Petualangan Rasa yang Tak Pernah Usai

Menjelajahi tempat makan tersembunyi di Jogja bukan sekadar urusan perut, tetapi juga perjalanan budaya. Setiap warung membawa kisah panjang tentang keuletan, tradisi, dan cinta terhadap cita rasa Nusantara. 

Dari Gudeg Pawon yang legendaris hingga Jiwa Jawi yang elegan di tengah hutan, setiap tempat membuktikan bahwa kelezatan sejati sering kali tersembunyi di balik kesederhanaan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index