Mendag

Mendag Dorong Pelaku Fesyen Manfaatkan Strategi Omnichannel untuk Maksimalkan Penjualan

Mendag Dorong Pelaku Fesyen Manfaatkan Strategi Omnichannel untuk Maksimalkan Penjualan
Mendag Dorong Pelaku Fesyen Manfaatkan Strategi Omnichannel untuk Maksimalkan Penjualan

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan pentingnya strategi omnichannel bagi pelaku usaha fesyen di Indonesia agar mampu bertahan dan berkembang di tengah perubahan perilaku konsumen.

Menurutnya, integrasi antara toko fisik dan toko daring (online) bukan hanya tren, melainkan kebutuhan strategis dalam menghadapi era digital dan kompetisi yang semakin ketat.

“Jadi semua jalan bareng, karena sekarang pengalaman berbelanja juga kadang harus melihat secara fisik. Jadi secara fisik jualan berarti juga berjualan secara online atau omnichannel,” ujar Budi Santoso dalam acara Jakarta Muslim Fashion Week 2026 di Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa toko fisik masih memiliki peran penting dalam memberikan pengalaman belanja langsung, sementara kehadiran toko daring memungkinkan pelaku usaha menjangkau pasar yang lebih luas tanpa batas geografis. 

Dengan menggabungkan keduanya, pelaku usaha fesyen dapat memaksimalkan potensi penjualan dan memperkuat posisi mereka di pasar domestik maupun global.

Kemendag Dorong Kolaborasi Fesyen Lokal dan E-Commerce

Budi Santoso juga menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mendukung para pelaku usaha fesyen lokal agar terus berkembang dan beradaptasi terhadap perubahan pasar. 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong kolaborasi dan sinergi antara pelaku usaha fesyen dan platform niaga elektronik (e-commerce).

Menurutnya, kerja sama lintas sektor ini dapat membantu pelaku usaha meningkatkan visibilitas produk, memperluas jangkauan konsumen, serta mengefisienkan proses distribusi dan transaksi.

“Kami di Kemendag selalu mendukung pelaku usaha fesyen lokal untuk mengembangkan produk dan memperluas pasar. Kolaborasi dengan platform e-commerce adalah langkah penting agar produk lokal bisa bersaing di era digital,” tutur Budi.

Selain memperluas pasar, kolaborasi dengan e-commerce juga dapat membantu pengusaha fesyen memahami tren konsumen digital, seperti preferensi terhadap produk ramah lingkungan, personalisasi layanan, hingga pentingnya interaksi langsung melalui fitur live shopping.

Omnichannel Jadi Solusi Hadapi Fenomena “Rojali”

Lebih lanjut, Budi Santoso menyoroti fenomena “rojali” atau rombongan jarang beli, di mana konsumen sering kali datang ke toko hanya untuk melihat-lihat tanpa melakukan pembelian langsung. 

Fenomena ini, menurut Budi, bukanlah hal yang harus dikhawatirkan, melainkan tanda bahwa perilaku konsumen telah berubah seiring kemajuan teknologi dan digitalisasi perdagangan.

“Konsumen memiliki hak untuk memilih berbelanja di toko fisik atau melalui niaga elektronik (e-commerce). Apa yang dilakukan oleh rojali merupakan hal yang wajar,” jelasnya.

Ia menjelaskan, strategi omnichannel menjadi solusi ideal untuk mengatasi fenomena tersebut. Banyak konsumen yang melihat produk secara langsung di toko fisik untuk memastikan kualitas dan detail barang, tetapi kemudian memutuskan untuk membeli melalui platform daring karena faktor kemudahan dan promosi.

Dengan demikian, pelaku usaha perlu mengintegrasikan kedua saluran penjualan tersebut agar tetap bisa mendapatkan transaksi, baik dari pengunjung toko fisik maupun pembeli online.

Transformasi Digital Dorong Inovasi dan Kualitas Produk Fesyen

Mendag Budi juga menekankan bahwa pelaku usaha tidak hanya perlu hadir di dunia digital, tetapi juga harus bertransformasi dalam cara berjualan dan mengelola brand. 

Salah satu langkah konkret adalah memanfaatkan fitur live shopping untuk menampilkan produk secara nyata kepada konsumen, sehingga mereka bisa melihat tekstur, warna, dan kualitas barang tanpa harus datang ke toko.

“Fitur live shopping menjadi wadah untuk memperlihatkan produk secara nyata dan bukan sekadar gambar,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemilik toko fisik mau tidak mau harus memiliki toko daring. Pola belanja masyarakat kini telah berubah — mereka mungkin melihat barang secara langsung di toko, namun memilih membeli secara online karena faktor kenyamanan dan fleksibilitas pembayaran.

Lebih jauh, Budi menjelaskan bahwa niaga elektronik tidak lagi sekadar tempat berjualan, melainkan juga sarana pembelajaran bagi pelaku usaha untuk memahami cara mengemas produk dengan lebih menarik. 

Aspek visual, deskripsi produk, dan storytelling kini menjadi bagian penting dalam menciptakan pengalaman berbelanja yang berkesan bagi konsumen.

“Niaga elektronik tidak hanya untuk menjual barang saja, tetapi juga mengajarkan pelaku usaha untuk mengemas produk dengan bagus dan menarik,” tutupnya.

Kementerian Perdagangan Siap Fasilitasi Adaptasi Digital

Sebagai bagian dari upaya memperkuat sektor fesyen nasional, Kemendag terus berupaya memfasilitasi pelaku usaha lokal agar mampu beradaptasi dengan cepat terhadap digitalisasi perdagangan. 

Melalui pelatihan, pendampingan, serta kerja sama dengan berbagai pihak, pemerintah berupaya membangun ekosistem fesyen yang inklusif dan kompetitif.

Program seperti Jakarta Muslim Fashion Week menjadi ajang penting untuk mempertemukan desainer, pelaku UMKM, dan platform e-commerce dalam satu ruang kolaborasi. Tujuannya jelas: memastikan bahwa produk fesyen Indonesia tidak hanya dikenal karena desainnya, tetapi juga mampu menembus pasar global melalui strategi digital yang kuat.

Budi Santoso menilai, dengan dukungan teknologi dan integrasi omnichannel, pelaku usaha fesyen Indonesia dapat bersaing dengan brand internasional, terutama dalam menghadirkan produk yang inovatif, bernilai budaya, dan berdaya saing tinggi.

Omnichannel, Masa Depan Penjualan Fesyen Indonesia

Strategi omnichannel kini menjadi jawaban bagi pelaku usaha fesyen untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen di era digital. Dengan menggabungkan kekuatan toko fisik dan toko daring, pelaku usaha dapat menciptakan pengalaman belanja yang menyeluruh — dari interaksi langsung hingga kemudahan transaksi online.

Langkah yang digaungkan Mendag Budi Santoso ini sejalan dengan arah transformasi industri ritel global, di mana kehadiran digital bukan lagi pelengkap, tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi bisnis.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index