Ekonomi

Kadin Dorong Peningkatan Produktivitas untuk Percepat Ekonomi

Kadin Dorong Peningkatan Produktivitas untuk Percepat Ekonomi
Kadin Dorong Peningkatan Produktivitas untuk Percepat Ekonomi

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemerintah agar lebih fokus meningkatkan produktivitas nasional sebagai strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 

Menurut Bayu Priawan Djokosoetono, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional (Bippenas-Kadin), Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga seperti Vietnam dan China dalam kontribusi produktivitas terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Selama ini pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan input modal/investasi dan penambahan tenaga kerja," ujar Bayu. Ia menekankan bahwa Total Factor Productivity (TFP) Indonesia hampir nol, sementara Vietnam mencapai 8 persen dan China 26 persen.

Bayu menegaskan, peningkatan produktivitas menjadi kunci agar Indonesia dapat mengejar target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen di masa depan.

Paket Stimulus 8+4+5 dan Harapan di Sektor Pariwisata

Kadin juga memberikan apresiasi terhadap paket stimulus 8+4+5 yang diluncurkan pemerintah mulai Oktober 2025. Paket ini termasuk program magang bagi fresh graduate yang disambut 156 ribu pendaftar.

Meski demikian, Bayu berharap pemerintah melengkapi paket tersebut dengan stimulus di sektor pariwisata. “Stimulus ekonomi 8+4+5 cukup bagus, tetapi Kadin berharap paket tambahan dapat mendorong sektor pariwisata, meningkatkan travelling, dan menyambut Liburan Nataru 2025 nanti,” katanya.

Stimulus di sektor pariwisata diyakini mampu meningkatkan pendapatan domestik sekaligus membuka lapangan kerja baru, khususnya di daerah yang mengandalkan sektor ini sebagai penggerak ekonomi lokal.

Produktivitas Tertinggi di Empat Sektor Ekonomi

Berdasarkan data triwulan III-2025, produktivitas output PDB nominal per pekerja Indonesia rata-rata mencapai Rp 13,78 juta per bulan. Empat sektor dengan produktivitas tertinggi adalah Pertambangan, Real Estate, Informasi & Komunikasi, dan Penyediaan Listrik & Gas.

Bayu menjelaskan, sektor-sektor ini memiliki produktivitas tinggi karena bersifat padat teknologi dan modal, serta membutuhkan SDM terampil dan berpendidikan tinggi. 

Sektor pertambangan bahkan memiliki produktivitas tujuh kali lipat dibanding rata-rata nasional, sedangkan sektor Real Estate dan Informasi & Komunikasi sekitar enam kali, dan Penyediaan Listrik & Gas empat kali.

Kadin menekankan pentingnya transfer teknologi, peningkatan keterampilan SDM, dan inovasi untuk memperluas produktivitas di sektor lain agar kontribusi TFP dapat meningkat.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2025 dan Kontribusi Lapangan Usaha

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2025 sebesar 5,04 persen year on year, naik dari 4,95 persen pada periode sama 2024. Secara quarter to quarter (Q to Q), pertumbuhan tercatat 1,43 persen, sesuai pola musiman yang biasanya lebih rendah dibanding triwulan II.

Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB, dengan total share sekitar 65,02 persen. Sementara itu, lapangan usaha yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah jasa pendidikan, meningkat 10,59 persen karena dimulainya tahun ajaran baru.

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga dianggap Kadin sebagai instrumen penting untuk menopang pertumbuhan, terutama bagi UMKM yang berkontribusi signifikan terhadap ekonomi domestik.

Menuju Produktivitas Nasional yang Lebih Kuat

Kesimpulannya, Kadin menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang stabil tidak cukup hanya mengandalkan input modal atau penambahan tenaga kerja. 

Peningkatan produktivitas melalui inovasi, digitalisasi, pelatihan SDM, dan dukungan sektor-sektor strategis menjadi kunci agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi dan berkelanjutan.

Bayu menegaskan, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat perlu terus ditingkatkan. “Mulai sekarang kita harus lebih fokus untuk bersinergi meningkatkan produktivitas agar pertumbuhan 8 persen bisa kita capai secepatnya,” ujarnya.

Dengan kombinasi stimulus ekonomi, peningkatan produktivitas sektor strategis, dan dukungan lapangan usaha utama, Indonesia berpotensi memperkuat fondasi ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index