Musim Hujan

Waspada 8 Penyakit Musim Hujan yang Sering Menyerang Tubuh

Waspada 8 Penyakit Musim Hujan yang Sering Menyerang Tubuh
Waspada 8 Penyakit Musim Hujan yang Sering Menyerang Tubuh

JAKARTA - Musim hujan tak hanya membawa kesegaran setelah terik panas, tetapi juga menghadirkan risiko kesehatan yang meningkat. 

Bagi warga kota besar seperti Jakarta, hujan deras sering memicu genangan air, banjir, dan jalanan macet—kondisi yang sekaligus menjadi tempat ideal bagi perkembangan virus dan bakteri. Meski air hujan sendiri bukan penyebab langsung penyakit, lingkungan lembap meningkatkan peluang munculnya berbagai gangguan kesehatan.

Agar tetap sehat sepanjang musim hujan, penting mengenali penyakit-penyakit yang paling sering muncul. Mengutip data dari Kementerian Kesehatan, berikut delapan penyakit yang wajib diwaspadai beserta tips pencegahannya.

1. Influenza dan Flu Musiman

Penyakit yang paling umum menyerang saat cuaca dingin dan lembap adalah influenza. Virus seperti rhinovirus mudah menular melalui batuk, bersin, atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.

Gejalanya meliputi demam, bersin-bersin, nyeri sendi, dan rasa tidak enak badan. Meskipun tergolong ringan bagi sebagian orang, influenza dapat memicu komplikasi serius pada penderita pneumonia atau sistem imun lemah.

Tips pencegahan: Konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, dan cuci tangan secara rutin.

2. Diare dan Tipes: Bahaya dari Makanan dan Air Tergenang

Diare muncul akibat infeksi virus atau bakteri, seperti Rotavirus, E. coli, dan Shigella. Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, diare menyebabkan dehidrasi dan hilangnya nutrisi penting. Kebersihan makanan dan mencuci tangan sebelum makan menjadi langkah pencegahan utama.

Tipes, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, juga meningkat saat musim hujan karena bakteri berkembang lebih cepat di udara lembap. 

Gejalanya termasuk demam tinggi yang naik-turun, terutama di malam hari. Jika tidak diobati, tipes bisa menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia dan radang jantung. Pengobatan biasanya melibatkan antibiotik seperti ciprofloxacin atau azithromycin.

3. Penyakit yang Ditularkan Nyamuk

Genangan air menjadi sarang ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak, sehingga penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan malaria meningkat di musim hujan.

DBD ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot, dan nyeri sendi, bahkan bisa berujung pada perdarahan dan kematian. Pencegahan efektif adalah prinsip 3M: menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air.

Sementara itu, malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dibawa nyamuk Anopheles. Gejalanya termasuk demam menggigil, nyeri otot, dan keringat berlebih, biasanya muncul 1–4 minggu setelah gigitan. Penderita ringan bisa diobati dengan primakuin, sedangkan kasus berat memerlukan pengobatan dengan artesunat.

4. Infeksi dari Lingkungan dan Kontak Langsung

Musim hujan juga meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air kotor atau kontak langsung, seperti:

Leptospirosis (kencing tikus): Disebabkan bakteri Leptospira interrogans dari urine tikus yang mengkontaminasi air tergenang. Gejalanya termasuk kulit menguning, mata merah, dan jantung berdebar. Tanpa penanganan medis, leptospirosis bisa menyebabkan gagal ginjal atau kerusakan otak.

Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM): Dikenal juga sebagai flu Singapura, disebabkan oleh Enterovirus. Gejalanya berupa ruam di tangan, kaki, dan mulut serta nyeri tenggorokan. Kebanyakan kasus sembuh dalam 7–10 hari, tetapi penting istirahat cukup dan cukup cairan untuk mencegah komplikasi serius seperti meningitis.

Kolera: Bakteri Vibrio cholerae berkembang di wilayah padat penduduk dengan sanitasi buruk. Menyebabkan diare berat, dehidrasi, dan hipoglikemia. Pencegahan utama adalah menjaga kebersihan air dan makanan, serta segera minum cairan elektrolit bila terinfeksi.

Langkah Pencegahan Sederhana tapi Efektif

Meski daftar penyakit terlihat menakutkan, musim hujan bukan alasan untuk panik. Langkah-langkah sederhana dapat menekan risiko sakit:

Menjaga kebersihan lingkungan, terutama menghindari genangan air dan memastikan saluran air tidak tersumbat.

Pola makan sehat dan seimbang, memperkuat daya tahan tubuh agar virus atau bakteri sulit menyerang.

Minum air bersih dan cukup, serta menjaga hidrasi untuk mendukung fungsi organ vital.

Hindari kontak langsung dengan sumber infeksi, termasuk air banjir, makanan mentah, atau hewan pengerat.

Dengan menerapkan kebiasaan sehat dan kewaspadaan ekstra, masyarakat tetap bisa menikmati musim hujan tanpa harus khawatir terserang penyakit.

Musim hujan memang membawa tantangan tersendiri, tapi dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan preventif, risiko penyakit dapat diminimalkan. Memahami gejala, pencegahan, dan pengobatan penyakit musiman adalah investasi kesehatan yang akan melindungi Anda dan keluarga sepanjang hujan turun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index