Purbaya

Purbaya Sidak Tanjung Perak, Ungkap Barang Impor Rp40 Juta Dihargai US$7

Purbaya Sidak Tanjung Perak, Ungkap Barang Impor Rp40 Juta Dihargai US$7
Purbaya Sidak Tanjung Perak, Ungkap Barang Impor Rp40 Juta Dihargai US$7

JAKARTA - Langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk meninjau langsung aktivitas kepabeanan di lapangan membuahkan hasil mencengangkan. 

Dalam inspeksi mendadak (sidak) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, ia menemukan adanya dugaan ketidaksesuaian nilai impor pada sejumlah barang, di mana harga pasarnya mencapai Rp40 juta, namun tercantum hanya US$7 dalam dokumen resmi.

Kunjungan tersebut menjadi bagian dari agenda kerja Purbaya ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) Tanjung Perak serta Kantor Balai Laboratorium Bea Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya.

Sidak itu bukan sekadar seremonial, melainkan untuk memastikan sistem pengawasan arus logistik nasional benar-benar berjalan sesuai ketentuan.

“Saya melihat langsung proses pemeriksaan kontainer, hasilnya lumayan bagus. Tadi juga saya lihat pengoperasian kontainer scanner yang baru dua minggu dipasang. 

Walaupun belum sempurna, saya pikir itu akan semakin memperbaiki dan mempercepat pengecekan barang oleh pegawai Bea dan Cukai,” ujar Purbaya.

Perkuat Pengawasan Lewat Integrasi Data Nasional

Dalam kesempatan tersebut, Purbaya menegaskan pentingnya integrasi data pemeriksaan dari seluruh daerah agar pengawasan lebih transparan dan efisien. 

Ia menyebut, sistem pengawasan ke depan akan berbasis teknologi informasi sehingga kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) di Jakarta dapat memantau kondisi di lapangan secara real-time.

“Nanti kan pengawasan IT based. Saya akan tarik juga data pemeriksaan kontainer di daerah ke Jakarta. Sehingga orang Jakarta (kantor pusat) bisa lihat langsung apa yang terjadi di lapangan,” tegasnya.

Dengan sistem tersebut, pemerintah dapat menutup celah kecurangan dan mempercepat proses validasi dokumen kepabeanan. Purbaya meyakini langkah ini akan meningkatkan akuntabilitas sekaligus memperkuat sistem pengawasan nasional terhadap arus logistik petikemas di seluruh pelabuhan utama.

Selain itu, penggunaan scanner kontainer baru yang mulai dioperasikan di Tanjung Perak juga diharapkan mempercepat proses pemeriksaan fisik barang tanpa mengganggu arus keluar masuk logistik. 

Walaupun masih tahap awal, sistem ini dinilai akan mendukung efisiensi operasional Bea dan Cukai, terutama dalam mengidentifikasi barang mencurigakan.

Temuan Mengejutkan: Barang Mewah Bernilai Puluhan Juta Dihargai US$7

Dalam proses pemeriksaan kontainer, Purbaya mendapati indikasi praktik under invoicing, yakni pengurangan nilai barang dalam dokumen impor agar bea masuk dan pajak yang dibayarkan lebih kecil dari seharusnya. Menurutnya, praktik ini berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi negara, sekaligus merusak iklim perdagangan yang adil.

“Waktu periksa kontainer, ada yang menarik tuh, harganya kelihatannya kemurahan juga. Akan kita cek lagi karena barang sebagus itu, masak harganya hanya US$7? Sementara di marketplace, harganya bisa sampai dengan Rp40–Rp45 juta, tapi akan dicek lagi ya,” ujar Purbaya.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa masih ada oknum pelaku impor yang berusaha memanipulasi data agar terhindar dari kewajiban bea masuk sebenarnya. 

Purbaya pun langsung memerintahkan jajarannya untuk menelusuri asal-usul barang serta dokumen pendukungnya, termasuk siapa importir dan pihak terkait yang terlibat dalam pengiriman tersebut.

Langkah penelusuran ini menjadi bagian dari upaya pemerintah menegakkan transparansi dan integritas dalam perdagangan internasional, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap lembaga kepabeanan.

Kunjungan ke Laboratorium Bea Cukai: Tingkatkan Akurasi Pengujian Barang

Usai meninjau pelabuhan, Purbaya melanjutkan kunjungannya ke Kantor Balai Laboratorium Bea Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya. Laboratorium ini berfungsi penting dalam melakukan pengujian dan identifikasi barang secara ilmiah, guna memastikan kesesuaian antara spesifikasi di dokumen dan kondisi fisik barang impor.

“Laboratorium kita bagus, tadi saya bilang ke teman-teman di laboratorium kalau sudah kurang peralatannya, tolong dikasih tahu. Sehingga kita bisa lengkapin,” tuturnya.

Purbaya menilai laboratorium tersebut telah berkembang menjadi pusat pengujian modern yang mendukung peningkatan kualitas pengawasan kepabeanan. Ia juga mengapresiasi fasilitas responsif gender yang tersedia di sana — memastikan seluruh pegawai, baik pria maupun wanita, dapat bekerja secara aman dan nyaman tanpa diskriminasi.

Keberadaan laboratorium seperti ini dinilai krusial dalam mendukung proses pemeriksaan berbasis data dan bukti ilmiah. Hasil pengujian dari KBLBC menjadi rujukan utama bagi Bea dan Cukai dalam menentukan klasifikasi barang, tarif bea masuk, serta penegakan aturan impor-ekspor.

Apresiasi untuk Bea Cukai: Garda Depan Integritas Pasar Dalam Negeri

Di akhir kunjungannya, Menteri Keuangan tersebut menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh jajaran Bea dan Cukai yang telah menjaga komitmen profesionalisme di tengah dinamika perdagangan global yang semakin kompleks.

“Untuk teman-teman Bea dan Cukai, semangat. Anda ada di titik terdepan untuk menjaga keutuhan integritas pasar dalam negeri dari produk-produk ilegal,” kata Purbaya menegaskan.

Purbaya juga menekankan bahwa pengawasan yang kuat tidak hanya penting bagi pendapatan negara, tetapi juga bagi perlindungan industri domestik dari gempuran produk impor ilegal dan undervalue. 

Ia berharap, dengan sistem baru yang lebih terintegrasi, pemerintah bisa meminimalisir praktik penyelundupan dan manipulasi harga barang yang kerap merugikan keuangan negara.

Kunjungan kerja ini pun menandai komitmen serius Kementerian Keuangan dalam meningkatkan transparansi, efisiensi, dan keadilan sistem kepabeanan di Indonesia. Selain pengawasan, Purbaya juga membuka ruang evaluasi bagi setiap unit kerja Bea dan Cukai agar terus memperkuat kapasitas teknologi dan sumber daya manusia.

Dengan temuan di Tanjung Perak ini, publik diingatkan bahwa pengawasan terhadap impor bukan sekadar formalitas administratif, melainkan garda penting dalam menjaga kedaulatan ekonomi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index