JAKARTA - Di tengah meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi, masih banyak kebiasaan finansial yang ternyata justru menjauhkan sebagian besar orang Indonesia dari kesempatan untuk membangun kekayaan.
Investor kawakan Lo Kheng Hong menilai, pola pengelolaan uang yang dianggap aman oleh masyarakat malah menjadi jebakan yang menggerus nilai aset pelan-pelan. Melalui pandangannya yang tegas, Lo mencoba membuka mata publik tentang cara berpikir yang perlu diubah jika ingin meningkatkan kesejahteraan.
1. Kebiasaan Menyimpan Uang yang Justru Menggerus Nilai Kekayaan
Dalam sebuah forum pasar modal, Lo Kheng Hong mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kebiasaan masyarakat yang dianggap cukup umum namun merugikan dalam jangka panjang. Banyak orang merasa sudah mengambil langkah aman ketika menyimpan uang di bank, padahal menurut Lo, hal itu malah menyebabkan erosi nilai kekayaan.
Ia menekankan bahwa uang yang dibiarkan mengendap tanpa strategi justru semakin melemah daya belinya. "Menyimpan uang di bank sebetulnya membuat kita miskin secara pelan-pelan karena nilai uang kita semakin hari semakin turun," ujar Lo dalam gelaran Capital Market Summit & Expo (CMSE) tahun lalu.
Pandangan tersebut muncul dari pengamatannya terhadap inflasi dan pertumbuhan aset produktif yang tidak bisa dilawan hanya dengan menaruh dana di tabungan.
Lo juga menegaskan bahwa ia tidak tertarik membeli obligasi maupun emas, karena menurutnya imbal hasil yang diberikan masih belum cukup menarik dibanding peluang di pasar saham.
2. Hanya Saham yang Mampu Menggandakan Kekayaan secara Konsisten
Lo Kheng Hong dikenal sebagai salah satu investor individu paling sukses di Indonesia, dan sejarah investasinya menjadi bukti dari keyakinannya terhadap saham sebagai instrumen pengganda kekayaan terbaik. Ia menuturkan bahwa pasar modal Indonesia memberikan potensi return tertinggi bagi investor jangka panjang.
Lo mengakui bahwa pengalamannya di pasar saham merupakan faktor terbesar yang membuatnya berhasil menjadi investor dengan kekayaan ratusan miliar.
Salah satu momen penting dalam perjalanan investasinya adalah ketika membeli saham PT United Tractors Tbk (UNTR), yang kemudian menghasilkan keuntungan besar berkat kenaikan harga saham tersebut.
"Bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa saham utama di dunia bagi investor jangka panjang. Sudah terbukti! Saya bersyukur saya ada di dalamnya," tuturnya.
Meski demikian, Lo menyadari bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia belum menyadari atau belum percaya bahwa saham adalah pilihan investasi terbaik. Ia menilai sekitar 99% masyarakat masih lebih nyaman menaruh uang di bank atau membeli properti daripada menempatkannya di pasar saham.
3. Ketelitian dan Analisis Mendalam yang Mengantar pada Keuntungan Besar
Kesuksesan Lo Kheng Hong tidak datang dalam semalam. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat teliti dan sabar dalam menganalisis laporan keuangan. Rutinitasnya membaca dokumen perusahaan menunjukkan pendekatannya yang disiplin dan berbasis data sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Salah satu contoh nyata adalah keputusannya membeli saham UNTR pada 1998. Saat itu, laba bersih perusahaan tercatat minus Rp 1 triliun. Namun pendapatan UNTR berada di kisaran Rp 2 triliun hingga Rp 4 triliun, dengan laba operasional sekitar Rp 1 triliun.
Lo menilai kerugian tersebut lebih disebabkan oleh perubahan kurs daripada kinerja operasional yang buruk. Keputusan inilah yang kemudian menjadi salah satu titik balik dalam perjalanan investasinya.
Cerita serupa terjadi ketika ia membeli saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Saat Lo membeli saham INKP di harga Rp 1.000 per lembar, banyak pihak mungkin menganggap pilihannya berisiko.
Namun ia akhirnya berhasil menjualnya di harga rata-rata Rp 10.000 per saham. Dari keputusan tersebut, Lo mengubah modal Rp 35 miliar menjadi Rp 350 miliar hanya dalam waktu sekitar 1,5 tahun.
Lo mencatat, ia mampu mencatat keuntungan hingga 5.900% dari UNTR dan 900% dari INKP. Pencapaian ini tak lepas dari strategi disiplin dan kemampuan menjaga emosi ketika berinvestasi.
4. Pentingnya Mengontrol Emosi dalam Pengambilan Keputusan Investasi
Menurut Lo, kunci utama sukses di pasar saham bukan hanya tentang kemampuan menganalisis laporan keuangan, tetapi juga kemampuan mengontrol emosi. Banyak investor gagal bukan karena kurang pintar, melainkan karena panik, serakah, atau terjebak keputusan emosional.
Ia menekankan bahwa kesabaran, ketelitian, dan kedisiplinan merupakan fondasi penting bagi siapa pun yang ingin mengikuti jejak keberhasilannya. Pasar saham menawarkan peluang, tetapi hanya bagi mereka yang mampu membuat keputusan rasional tanpa terpengaruh gejolak jangka pendek.