JAKARTA - Dalam pembukaan pekan baru, perhatian investor tertuju pada peluang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 17 November 2025.
Setelah sempat tertekan di akhir pekan lalu, sejumlah analis menilai indeks masih memiliki ruang untuk bangkit, terutama dengan posisi teknikal yang menunjukkan potensi kenaikan dalam jangka pendek.
BNI Sekuritas mencatat bahwa meski IHSG sempat ditutup melemah tipis pada perdagangan sebelumnya, tanda-tanda pemulihan tetap terlihat. Pergerakan indeks diperkirakan akan berada di rentang 8.320–8.450 sepanjang hari ini, menandakan adanya ruang psikologis bagi investor untuk kembali masuk ke pasar.
Pada penutupan Jumat, 14 November 2025, IHSG memang terkoreksi 0,02% disertai aksi jual investor asing sebesar Rp 57 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas asing meliputi BRMS, FILM, ICBP, NCKL, dan KLBF. Meski begitu, tekanan tersebut belum cukup untuk mengubah sentimen keseluruhan yang cenderung stabil.
Peluang Rebound IHSG dan Level Penting Hari Ini
Menurut Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG hari ini berpeluang rebound setelah tekanan ringan di akhir pekan. “IHSG berpotensi rebound hari ini,” ujarnya dalam catatan riset.
Fanny menjelaskan bahwa area support indeks berada pada level 8.320–8.350. Sementara itu, resistance diproyeksikan di 8.400–8.450 yang akan menjadi tantangan bagi IHSG jika momentum menguat.
Dari sisi teknikal lainnya, analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tanar, memprediksi kondisi pasar masih netral namun memberikan peluang penguatan. Ia menilai IHSG masih berada dalam fase konsolidasi melemah tetapi tetap berada di jalur tren positif selama bertahan di atas 8.266.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa potensi rebound dapat terjadi jika indeks mampu mempertahankan area 8.325–8.275, dengan konfirmasi lebih kuat apabila IHSG menembus 8.425 menuju 8.475. “Penurunan di bawah 8.266 perlu diwaspadai karena dapat memicu koreksi lanjutan,” ujar Tasrul.
Rekomendasi Saham Pilihan Analis Hari Ini
Dalam kondisi IHSG yang masih mencari arah, investor dapat mempertimbangkan sejumlah saham pilihan yang dinilai memiliki peluang positif untuk pergerakan jangka pendek.
Fanny dari BNI Sekuritas merekomendasikan enam saham, yaitu:
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Trading idea untuk masing-masing saham meliputi strategi Spec Buy dengan rentang beli, level cutloss, hingga target harga terdekat sebagai acuan investor.
Daftar Trading Idea:
INET
Spec Buy di 500–510, cutloss di bawah 490. Target: 530–560.
PANI
Spec Buy di 14.325–14.700, cutloss di bawah 14.200. Target: 15.000–15.200.
ENRG
Spec Buy di 895–900, cutloss di bawah 875. Target: 930–945.
SCMA
Spec Buy di 340–344, cutloss di bawah 338. Target: 350–356.
MBMA
Spec Buy di 635, cutloss di bawah 615. Target: 645–660.
BREN
Spec Buy di 9.625–9.750, cutloss di bawah 9.400. Target: 9.900–10.000.
Sebagai catatan, seluruh rekomendasi bersifat independen dan perlu disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.
Kinerja IHSG Akhir Pekan: Tekanan Tipis dan Pergerakan Sektoral
Untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif, berikut kilas balik pergerakan IHSG pada penutupan Jumat. Meskipun sempat bergerak di zona merah, IHSG akhirnya hanya turun tipis 0,02% ke level 8.370,43 berdasarkan data RTI.
Indeks LQ45 justru menguat 0,33% ke 844,12, menandakan bahwa sebagian saham unggulan masih menunjukkan ketahanan. Dalam perdagangan saat itu, IHSG bergerak pada kisaran 8.417,13 sebagai titik tertinggi dan 8.360,93 sebagai level terendah.
Dari total perdagangan, sebanyak 458 saham melemah, sementara 221 saham menguat dan 136 stagnan. Frekuensi transaksi mencapai lebih dari 2,4 juta kali dengan volume 45,3 miliar saham serta nilai transaksi harian Rp 20,9 triliun. Sementara itu, posisi dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran 16.696.
Pada sektor saham, hanya dua sektor yang berhasil menghijau, yakni:
Infrastruktur naik 1,18%
Transportasi naik 1,15%
Sisanya bergerak negatif, dengan sektor industri menjadi penekan terbesar setelah melemah 1,76%. Sektor kesehatan tercatat turun 1,49%, consumer cyclicals melemah 1,09%, dan basic industry terkoreksi 0,91%. Sektor lainnya seperti energi, keuangan, properti, teknologi, dan consumer non-cyclicals juga berada dalam tekanan.