JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) membukukan kinerja penjualan yang solid selama 10 bulan pertama 2025, dengan total penjualan ritel mencapai 58.720 unit.
Data ini menunjukkan bahwa meski kondisi pasar otomotif nasional tengah menghadapi tekanan ekonomi dan sikap wait-and-see dari konsumen, beberapa model andalan Honda tetap diminati luas di pasar Indonesia.
Sales & Marketing and After Sales Director HPM, Yusak Billy, menegaskan bahwa penjualan Januari-Oktober 2025 ditopang oleh aktivitas promosi, pameran otomotif, serta beragam program penjualan dari berbagai merek.
“Memasuki kuartal ketiga 2025, pasar sedikit meningkat didorong oleh meningkatnya aktivitas pameran otomotif serta berbagai program penjualan dari masing-masing merek,” ujarnya.
Penjualan Ritel Honda Januari-Oktober 2025
Berdasarkan catatan HPM, Honda Brio menjadi model terlaris, menyumbang 53% dari total penjualan Honda selama 10 bulan pertama 2025.
Posisi kedua ditempati oleh Honda HR-V dengan kontribusi 20%, disusul Honda WR-V sebesar 11%. Keberhasilan Brio dan HR-V dipengaruhi oleh kombinasi desain yang menarik, performa yang stabil, dan efisiensi bahan bakar yang mumpuni.
Secara keseluruhan, total penjualan ritel Honda yang mencapai 58.720 unit ini menandai stabilitas merek Honda di tengah perlambatan pasar. Meski angka tersebut menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, HPM tetap optimis dengan strategi yang dijalankan menjelang akhir tahun.
Model Unggulan Pendorong Penjualan Honda
Honda Brio tetap menjadi primadona konsumen perkotaan, terutama bagi mereka yang mencari mobil kompak, hemat bahan bakar, dan mudah dikendarai di lalu lintas padat.
Sementara HR-V menarik minat konsumen yang membutuhkan SUV stylish dengan fitur modern, sedangkan WR-V mengisi segmen crossover untuk pengguna yang menginginkan kenyamanan dan fleksibilitas.
Keunggulan ini bukan hanya soal performa, tetapi juga pengalaman kepemilikan yang dihadirkan Honda melalui layanan purna jual dan program loyalitas.
Billy menekankan, keterlibatan komunitas dan kegiatan seperti Honda Culture menjadi salah satu faktor yang memperkuat hubungan dengan konsumen, sekaligus mendongkrak kesetiaan terhadap merek.
Tren Pasar Otomotif dan Tantangan Tahun Ini
Berdasarkan data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pasar otomotif nasional sepanjang Januari-Oktober 2025 masih menurun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Penjualan wholesales tercatat 635.844 unit, turun 10,6% year-on-year, sedangkan penjualan ritel mencapai 660.659 unit, turun 9,6% yoy.
Penurunan ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, serta perilaku konsumen yang cenderung menunda keputusan pembelian sambil menunggu tren harga dan suku bunga stabil.
Meski begitu, aktivitas promosi, pameran otomotif, dan program penjualan bersubsidi menjadi katalis untuk membangkitkan minat beli, terutama menjelang akhir tahun.
Strategi Honda Dorong Penjualan Akhir Tahun
HPM menaruh harapan besar pada Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025, yang dijadwalkan berlangsung pada 21–30 November di ICE BSD City, Tangerang. Pameran ini diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan penjualan mobil Honda melalui program promosi, kemudahan pembiayaan, dan interaksi langsung dengan konsumen.
Selain itu, strategi Honda juga meliputi penguatan koneksi dengan komunitas otomotif serta kegiatan yang mendekatkan konsumen dengan produk dan layanan Honda. Billy menegaskan bahwa langkah ini penting untuk menjaga loyalitas pelanggan di tengah kompetisi pasar yang semakin ketat.
Dengan kombinasi model andalan seperti Brio, HR-V, dan WR-V, serta strategi pemasaran yang menyasar pengalaman konsumen dan komunitas, Honda optimistis mampu menutup 2025 dengan pencapaian penjualan yang memuaskan meskipun pasar secara umum masih mengalami tekanan.
Honda membuktikan bahwa meskipun kondisi pasar menantang, mobil yang tepat dengan strategi pemasaran efektif tetap bisa menjadi pilihan utama konsumen. Brio dan HR-V menjadi bukti bahwa kualitas, efisiensi, dan desain yang tepat dapat mendorong performa penjualan di tengah situasi ekonomi yang fluktuatif.
