JAKARTA - PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menunjukkan langkah konsolidatif yang kuat sepanjang kuartal III/2025.
Perseroan terus menegaskan perannya sebagai perusahaan pertambangan multilogam terdepan di Indonesia melalui peningkatan efisiensi operasional, kemajuan proyek emas berskala besar, serta penguatan lini bisnis nikel yang berkontribusi terhadap strategi jangka panjang perusahaan.
Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Albert Saputro, menyampaikan bahwa kinerja operasional dan proyek strategis perusahaan mengalami perkembangan signifikan, termasuk tambang emas Tujuh Bukit dan proyek emas Pani di Gorontalo.
“Proyek tembaga Tujuh Bukit dan tambang emas Pani merupakan peluang pertumbuhan berskala besar yang akan membawa kemajuan bagi perseroan,” ujar Albert.
Produksi Emas Tujuh Bukit Capai 25.338 Ounces
Dari sisi operasional, tambang emas Tujuh Bukit tetap menjadi salah satu pilar utama pendapatan MDKA. Hingga akhir kuartal III/2025, tambang ini mencatatkan produksi sebesar 25.338 ounces dengan harga jual rata-rata US$3.275 per ounces. Pencapaian tersebut menghasilkan pendapatan sebelum audit senilai US$104 juta selama periode tersebut.
Albert menjelaskan, peningkatan efisiensi biaya turut mendukung kinerja operasional tambang emas ini. Integrasi armada baru serta penerapan sistem manajemen modern disebut berhasil menekan biaya produksi mendekati batas bawah panduan yang ditargetkan untuk kuartal IV/2025.
Langkah efisiensi tersebut menjadi bagian dari strategi MDKA dalam menghadapi fluktuasi harga komoditas global sekaligus menjaga margin keuntungan tetap solid.
Proyek Emas Pani Tembus 83%, Produksi Perdana Ditargetkan 2026
Selain Tujuh Bukit, proyek emas Pani di Gorontalo juga menunjukkan progres yang pesat. Setelah melalui penawaran umum perdana (IPO) PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) pada September 2025, proyek tersebut kini telah mencapai kemajuan 83%.
Tahapan penambangan dan first blasting dimulai pada Oktober 2025, sementara penumpukan bijih pertama dijadwalkan berlangsung pada November 2025. Produksi emas perdana ditargetkan terealisasi pada kuartal I/2026.
“Proyek emas Pani adalah salah satu katalis utama yang akan memperkuat portofolio bisnis MDKA di sektor logam mulia,” ujar Albert.
Dengan capaian tersebut, MDKA berharap dapat memperluas kontribusinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemain penting di industri emas global.
Bisnis Nikel dan Tembaga Beri Kontribusi Stabil
Di luar lini emas, bisnis nikel melalui PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) juga mencatat perkembangan positif. Menurut Albert, kinerja segmen nikel terus meningkat dengan margin keuntungan yang membaik secara signifikan.
Produksi bijih dari Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) meningkat tajam, sementara margin Nickel Pig Iron (NPI) naik menjadi US$2.215 per ton nikel.
Biaya tunai juga berhasil ditekan 16% secara tahunan (YoY) menjadi US$9.059 per ton.
Pabrik Acid Iron Metal (AIM) dilaporkan memproduksi 251.715 ton asam sulfat, sedangkan pabrik klorida dan katoda tembaga kini memasuki tahap komisioning. Produksi perdana lembaran tembaga ditargetkan berlangsung pada kuartal IV/2025.
Sementara itu, Tambang Tembaga Wetar juga mencatatkan produksi sebesar 3.228 ton tembaga dengan biaya tunai US$2,75 per pon. Operasional tambang ini didukung oleh optimalisasi proses penumpukan bijih serta pelindian SX-EW. Saat ini, kajian teknis untuk pemulihan nilai jangka panjang melalui teknologi flotasi dan pelindian tangki masih terus dilakukan.
Albert menegaskan, integrasi berbagai proyek strategis ini akan memperkuat posisi Merdeka sebagai perusahaan pertambangan multilogam dengan diversifikasi produk yang solid.
“Aset-aset ini menguatkan posisi Merdeka sebagai perusahaan pertambangan multilogam yang terdepan di Indonesia, sekaligus mendukung peran strategis Indonesia dalam transisi energi dan mineral global,” katanya.
Pendapatan Turun 22% YoY, MDKA Tetap Optimistis
Hingga akhir kuartal III/2025, MDKA membukukan pendapatan belum diaudit sebesar US$1,298 miliar, menurun sekitar 22% secara tahunan (YoY). Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh melemahnya kontribusi dari segmen nikel dan tembaga.
Kendati demikian, peningkatan pendapatan dari segmen emas serta sumber pendapatan lain dinilai mampu menahan tekanan lebih dalam terhadap total pendapatan konsolidasi.
Albert menyebutkan bahwa strategi diversifikasi produk dan fokus pada efisiensi menjadi kunci utama bagi perusahaan dalam menjaga kinerja di tengah dinamika harga komoditas yang fluktuatif. “Kami tetap optimistis bahwa portofolio proyek yang kuat akan menjadi motor pertumbuhan jangka panjang bagi Merdeka,” tegasnya.
MDKA Siap Genjot Pertumbuhan Jangka Panjang
Dengan berbagai proyek yang sedang berjalan, mulai dari Tujuh Bukit, Pani, MBMA, hingga Tambang Tembaga Wetar, MDKA menegaskan komitmennya untuk terus tumbuh berkelanjutan.
Fokus perusahaan bukan hanya pada peningkatan volume produksi, tetapi juga pada optimalisasi efisiensi, pengelolaan lingkungan, serta kontribusi terhadap transisi energi nasional.
Dalam jangka menengah, keberhasilan proyek-proyek tersebut diharapkan mampu memperbesar pangsa pasar MDKA di sektor logam mulia dan mineral strategis, sekaligus menjadikan perusahaan sebagai salah satu tulang punggung industri pertambangan nasional yang mendukung ketahanan energi dan ekonomi hijau Indonesia.