Kemenhub Siapkan Operasi Khusus Antisipasi Lonjakan Penerbangan

Senin, 17 November 2025 | 14:22:17 WIB
Kemenhub Siapkan Operasi Khusus Antisipasi Lonjakan Penerbangan

JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan operasi khusus untuk menghadapi lonjakan penumpang penerbangan pada Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. 

Langkah ini bertujuan menjamin keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran perjalanan udara bagi masyarakat.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menyampaikan bahwa operasi pengawasan akan meliputi 257 bandara di seluruh Indonesia. Aktivitas ini dimulai 18 Desember 2025 dan berlangsung hingga 4 Januari 2026.

Selain pengawasan, Kemenhub juga berkoordinasi dengan seluruh maskapai untuk memastikan kesiapan armada dan SDM menghadapi lonjakan penumpang. Strategi ini diharapkan meminimalkan gangguan operasional selama periode liburan.

Prediksi Puncak Arus Penumpang dan Bandara Tersibuk

Kemenhub memperkirakan puncak lalu lintas udara terjadi pada 21 Desember 2025, sedangkan arus balik diprediksi pada 3–4 Januari 2026. Total armada yang akan beroperasi selama liburan mencapai 406 pesawat, terdiri dari 286 jet dan 40 pesawat baling-baling.

Lukman menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 560 pesawat, dengan 366 unit siap beroperasi. Lion Air menempati posisi teratas dengan 97 unit, disusul Garuda Indonesia 81 unit, dan Wings Air 77 unit.

Bandara tersibuk diperkirakan meliputi Soekarno-Hatta di Tangerang, Ngurah Rai Bali, Sultan Hasanuddin Makassar, Kualanamu Medan, dan Juanda Surabaya. Bandara internasional diprediksi ramai oleh penerbangan dari Singapura dan Kuala Lumpur.

Rencana Kontingensi dan Keselamatan Penerbangan

Selain memantau arus penumpang, Kemenhub juga menyiapkan rencana kontingensi untuk menghadapi potensi gangguan operasional atau bencana. Prosedur kesiapsiagaan darurat disiapkan untuk setiap bandara, termasuk koordinasi dengan pihak maskapai dan petugas ground handling.

“Kami mendorong operator bandara dan maskapai untuk selalu siaga dan memastikan protokol keselamatan dijalankan dengan ketat,” ujar Lukman. Penekanan pada kesiapan ini mencakup pemeriksaan teknis armada, keamanan terminal, dan kelancaran proses check-in penumpang.

Langkah-langkah ini menjadi penting mengingat lonjakan penumpang akhir tahun biasanya diiringi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia, sehingga kesiapsiagaan menjadi kunci menjaga keselamatan penerbangan.

Insentif dan Diskon Tarif untuk Periode Puncak

Untuk meringankan beban penumpang, pemerintah menyiapkan insentif berupa diskon pajak pertambahan nilai, biaya layanan bandara, dan harga bahan bakar pesawat. Skema ini berlaku bagi pembelian tiket mulai 22 Oktober 2025 hingga 10 Januari 2026, dengan periode perjalanan 22 Desember 2025–10 Januari 2026.

Lukman menyebutkan bahwa diskon ini akan membantu menekan harga tiket selama periode puncak, sehingga masyarakat lebih mudah mengakses transportasi udara dengan biaya terjangkau.

Selain itu, maskapai diminta menyesuaikan kapasitas penerbangan dan jadwal operasional agar distribusi penumpang lebih merata. Strategi ini diharapkan mengurangi risiko antrean panjang di terminal dan menjaga kelancaran arus penumpang.

Koordinasi dengan Maskapai dan Bandara

Kemenhub menekankan pentingnya kerja sama erat antara pemerintah, maskapai, dan operator bandara. Proses koordinasi mencakup pengaturan slot penerbangan, kesiapan SDM, serta fasilitas pendukung seperti area parkir dan keamanan terminal.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga menyiapkan observasi lapangan untuk memantau langsung kesiapan bandara tersibuk. Data dari lapangan menjadi acuan untuk mengambil langkah cepat jika terjadi gangguan operasional.

Selain itu, penerapan protokol kesehatan tetap menjadi perhatian, terutama untuk penumpang internasional. Hal ini menjaga keselamatan penumpang dari risiko kesehatan selama periode libur panjang.

Harapan Kemenhub untuk Libur Akhir Tahun

Dengan persiapan yang matang, Kemenhub berharap masyarakat dapat menikmati perjalanan udara yang aman dan nyaman selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Operasi khusus ini juga diharapkan mengurangi potensi penumpukan penumpang di bandara.

“Kami ingin memastikan bahwa semua penumpang dapat bepergian dengan aman dan lancar, tanpa gangguan berarti,” ujar Lukman. Pendekatan ini menekankan keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi sebagai prioritas utama.

Langkah-langkah yang dilakukan Kemenhub menunjukkan kesiapan pemerintah menghadapi lonjakan arus penumpang tahunan, sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap transportasi udara Indonesia.

Terkini