JAKARTA - Jepang bukan hanya dikenal sebagai negara dengan teknologi transportasi mutakhir, tetapi juga memiliki budaya transportasi umum yang tertanam sejak dini.
Di negeri ini, anak-anak diajarkan untuk menggunakan transportasi publik dengan disiplin dan tanggung jawab sejak usia sekolah dasar.
Menurut Eto Ryosuke, Director of Traffic Planning Division, Traffic Strategy Office, Department of Urban and Public Works, kesadaran akan transportasi umum ini ditanamkan melalui pendidikan dan pengalaman langsung.
Anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari kereta hingga bus kota.
“Anak-anak tersebut diminta untuk mencoba menggunakan alat transportasi seperti kereta, seperti bus kota, dan mereka kadang-kadang diminta untuk melihat pekerjaan dari para operator alat transportasi umum seperti masinis, seperti supir bis, dan sebagainya,” ujar Ryosuke.
Pendidikan Transportasi Sejak Dini di Jepang
Pemerintah Jepang meyakini bahwa menanamkan kedisiplinan dan kesadaran transportasi sejak kecil akan membentuk generasi yang menghargai aturan, keselamatan, dan efisiensi.
Anak-anak diajarkan cara membaca jadwal kereta, membeli tiket, dan menunggu di halte dengan tertib, sehingga mereka mampu berperilaku mandiri ketika menggunakan transportasi umum.
Selain itu, sekolah juga mengadakan simulasi dan kegiatan lapangan untuk melatih anak-anak memahami rute perjalanan, membaca tanda-tanda keselamatan, serta menghormati penumpang lain. Langkah ini membuat anak-anak tidak hanya paham teknis, tetapi juga nilai sopan santun dan tanggung jawab sosial di ruang publik.
Program Edukasi dan Kegiatan Masyarakat
Budaya transportasi ini diperkuat melalui berbagai program edukasi yang melibatkan masyarakat luas. Anak-anak kerap mengikuti kegiatan di stasiun, terminal bus, dan pusat transportasi publik untuk belajar langsung dari para petugas.
Program ini mencakup kunjungan ke pusat kendali lalu lintas, workshop keselamatan, dan lomba edukasi transportasi, sehingga anak-anak bisa memahami bagaimana sistem transportasi bekerja dan bagaimana mereka berperan sebagai pengguna yang bertanggung jawab.
Selain itu, pemerintah juga mengadakan kampanye publik untuk menanamkan etika transportasi, seperti memberi tempat duduk untuk orang tua atau penyandang disabilitas, menjaga kebersihan di kendaraan umum, dan menghindari perilaku yang mengganggu kenyamanan orang lain.
Mengenal Profesi di Dunia Transportasi
Selain praktik menggunakan transportasi, anak-anak juga diperkenalkan dengan profesi di dunia transportasi. Mereka diajak melihat aktivitas masinis kereta, sopir bus, hingga petugas pengatur lalu lintas.
Kegiatan ini bertujuan agar generasi muda menghargai profesi yang mendukung sistem transportasi publik dan memahami tanggung jawab besar yang dimiliki oleh para operator. Dengan demikian, anak-anak belajar bahwa transportasi publik bukan sekadar alat mobilitas, tetapi bagian dari ekosistem sosial dan ekonomi yang perlu dijaga.
Dampak Budaya Transportasi bagi Anak
Pembelajaran transportasi sejak dini memberikan berbagai manfaat. Anak-anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan sadar keselamatan. Mereka belajar mengatur waktu, menghargai orang lain, dan bertanggung jawab ketika berada di ruang publik.
Selain itu, pengalaman ini juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan, karena transportasi umum lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan pribadi. Jepang pun berhasil membangun masyarakat yang mengutamakan efisiensi, ketepatan waktu, dan tanggung jawab sosial, mulai dari usia anak-anak.
Budaya ini kemudian menjadi fondasi kuat bagi keberlanjutan sistem transportasi publik Jepang, memastikan generasi muda terbiasa menggunakan transportasi umum dengan aman, nyaman, dan tertib.
Dengan strategi edukasi yang konsisten, Jepang menunjukkan bahwa pendidikan transportasi sejak dini bukan sekadar teori, melainkan investasi jangka panjang bagi masyarakat yang disiplin, peduli, dan bertanggung jawab terhadap transportasi umum dan lingkungan sekitarnya.