JAKARTA - Indonesia terus memperkuat langkahnya menuju transisi energi bersih, salah satunya melalui pengembangan energi geotermal.
Di Sumatra Barat, proyek perluasan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geotermal) Muara Laboh menjadi sorotan karena menggabungkan inovasi teknologi, investasi internasional, dan dampak sosial yang inklusif.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, mengunjungi lokasi pembangkit untuk menandai dimulainya ekspansi proyek, yang dianggap sebagai tonggak penting dalam pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia.
Indonesia memiliki potensi geotermal terbesar di dunia dan menekankan peran tenaga panas bumi sebagai sumber listrik beban dasar yang bersih dan andal.
Kolaborasi Australia-Indonesia Dorong Energi Terbarukan
Dalam kunjungan tersebut, Kamath menekankan pentingnya kerja sama bilateral dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Ia menyebut proyek Muara Laboh sebagai contoh bagaimana mekanisme pembiayaan campuran dapat mendorong investasi swasta untuk proyek besar yang rendah karbon.
“Australia dan Indonesia bekerja sama untuk memanfaatkan peluang ekonomi dari transisi energi yang inklusif. Proyek ini menunjukkan bagaimana mekanisme pembiayaan campuran dapat membuka akses modal swasta untuk proyek-proyek berdampak besar serta rendah karbon yang penting untuk mencapai target emisi nol bersih,” ujar Kamath.
Perluasan ini menjadi simbol nyata kolaborasi regional, di mana dukungan Australia hadir melalui pinjaman lunak sebesar US$15 juta melalui Australian Climate Finance Partnership.
Skema ini menjadi bagian dari perjanjian pembiayaan senilai US$92,6 juta antara Asian Development Bank (ADB) dengan PT Supreme Energy Muara Laboh untuk pembangunan Unit 2 Muara Laboh.
Pembiayaan Campuran Dorong Proyek Geotermal Muara Laboh
Pendekatan pembiayaan campuran atau blended finance ini bertujuan menurunkan risiko investasi dan mempermudah akses modal swasta bagi proyek-proyek energi bersih. Dengan dukungan pinjaman lunak dan pembiayaan multilateral, proyek Muara Laboh dapat memastikan keberlanjutan finansial sekaligus memberikan keuntungan lingkungan.
Listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini diproyeksikan memasok energi bagi sekitar 435.000 rumah tangga di jaringan listrik Sumatra, sekaligus memperkuat porsi energi terbarukan di campuran energi nasional.
Proyek ini diharapkan menjadi model bagi pengembangan pembangkit geotermal lainnya di Indonesia, mendukung target Net Zero Emissions 2060.
Dampak Sosial dan Pemberdayaan Komunitas Lokal
Selain aspek energi, proyek Muara Laboh juga menekankan dampak sosial dan inklusivitas. Perluasan pembangkit mengintegrasikan Rencana Aksi Gender yang mempromosikan kepemimpinan dan peluang kerja terampil bagi perempuan, termasuk magang berbayar di bidang STEM untuk lulusan perempuan.
Fokus proyek tidak hanya pada pencapaian kapasitas listrik, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat lokal. Pengelolaan lingkungan, penciptaan lapangan kerja, dan keterlibatan masyarakat menjadi prioritas utama, terutama di Kabupaten Solok Selatan, di mana proyek ini beroperasi.
Kebijakan sumber daya manusia yang inklusif diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal, tetapi juga menciptakan budaya kerja berkelanjutan yang mendukung transisi energi di tingkat komunitas.
Target Transisi Energi dan Kontribusi Listrik
Secara keseluruhan, proyek perluasan Muara Laboh diharapkan selesai pada akhir 2027, dan akan menjadi bagian penting dari upaya Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dengan kapasitas tambahan ini, listrik geotermal akan memperkuat sistem kelistrikan di Sumatra, memberikan pasokan yang stabil, dan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di wilayah tersebut.
Selain itu, keberhasilan proyek ini menjadi bukti bahwa integrasi antara teknologi bersih, pembiayaan inovatif, dan keterlibatan komunitas dapat menciptakan model pengembangan energi terbarukan yang efektif dan berkeadilan.
Dengan dukungan internasional, proyek Muara Laboh menunjukkan bahwa transisi energi bersih di Indonesia dapat berjalan seiring dengan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal.
Dengan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan internasional, dan masyarakat, perluasan pembangkit Muara Laboh menegaskan bahwa Indonesia semakin serius dalam mempercepat transisi energi bersih.
Proyek ini bukan hanya soal menambah kapasitas listrik, tetapi juga menjadi simbol masa depan energi yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan bagi seluruh rakyat.