Paviliun Indonesia di COP30 Tunjukkan Hutan untuk Kesejahteraan

Selasa, 11 November 2025 | 12:42:43 WIB
Paviliun Indonesia di COP30 Tunjukkan Hutan untuk Kesejahteraan

JAKARTA - Kehadiran Paviliun Indonesia pada gelaran Conference of the Parties (COP30) di Belèm, Brasil, menjadi penegasan bahwa hutan Indonesia tidak hanya berperan penting dalam menjaga keseimbangan iklim global, tetapi juga mampu membawa manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Melalui paviliun ini, Indonesia menunjukkan komitmen untuk menempatkan sektor kehutanan sebagai tulang punggung ekonomi hijau sekaligus instrumen pengurangan emisi berkelanjutan.

Menegaskan Peran Strategis Hutan untuk Masyarakat

Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Rohmat Marzuki menjelaskan bahwa Paviliun Indonesia di COP30 menjadi bukti konkret bahwa pengelolaan hutan di Tanah Air tak hanya sebatas menjaga kelestarian alam, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan kesejahteraan penduduk di sekitar kawasan hutan.

“Melalui Paviliun Indonesia, Kementerian Kehutanan ingin menunjukkan bahwa pengelolaan hutan Indonesia tidak hanya tentang menjaga tutupan hutan, tetapi juga menjaga keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat di dalamnya,” ujar Rohmat dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Rohmat menambahkan bahwa program Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030 merupakan komitmen kuat pemerintah dalam mendorong konservasi yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Program tersebut menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

FOLU Net Sink 2030: Komitmen Nyata Indonesia untuk Dunia

Lebih jauh, Rohmat menilai pembukaan Paviliun Indonesia menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat reputasi di panggung internasional. Menurutnya, strategi pengelolaan hutan berkelanjutan yang diusung pemerintah telah memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian target pengurangan emisi global.

“Bagi Kemenhut, pembukaan paviliun ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat reputasi dan posisi Indonesia dalam pengelolaan hutan. 

Melalui Paviliun Indonesia, diharapkan kerja sama global akan meningkat dan langkah konkret Indonesia dalam pengurangan emisi dari sektor kehutanan dan lahan makin terlihat di arena global,” ujar Rohmat.

Paviliun ini juga menjadi ruang bagi berbagai pemangku kepentingan untuk memperluas kolaborasi internasional, mulai dari pertukaran pengetahuan, inovasi kebijakan, hingga investasi hijau yang berfokus pada sektor hutan dan lahan.

Diplomasi Hijau dan Pasar Karbon Berintegritas

Sementara itu, Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo, menilai keberadaan Paviliun Indonesia di COP30 merupakan simbol kepemimpinan Indonesia dalam mendorong pasar karbon yang berintegritas tinggi serta memperkuat diplomasi hijau di tingkat global.

“Ini (Paviliun Indonesia) untuk menjadi tempat exchange experiences, exchange ideas, mewujudkan tujuan-tujuan mulia yang telah ditetapkan dunia, masyarakat dunia di Perjanjian Paris tahun 2015, ditegaskan lagi dalam perjanjian-perjanjian selanjutnya,” ujar Hashim Djojohadikusumo saat meresmikan Paviliun Indonesia di COP30 di Belèm, Brasil.

Menurut Hashim, Paviliun Indonesia berfungsi sebagai jembatan antara kepentingan nasional dan kerja sama global dalam menghadapi perubahan iklim. Dengan pendekatan yang inklusif, paviliun ini juga memperkuat peran Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi besar dalam pengembangan ekonomi rendah emisi.

Ruang Kolaborasi untuk Aksi Iklim Global

Selama sebelas hari penyelenggaraan COP30, Paviliun Indonesia akan menjadi pusat berbagai kegiatan internasional, mulai dari diskusi tematik, pertemuan bilateral, hingga presentasi program lintas sektor.

Hashim menjelaskan bahwa paviliun ini dirancang untuk menjadi wadah interaksi terbuka yang mempertemukan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil.

“Kami membuka seluas-luasnya kesempatan bagi berbagai pihak untuk berpartisipasi,” ujar Hashim Djojohadikusumo.

Selain menjadi ajang promosi kebijakan kehutanan berkelanjutan, Paviliun Indonesia juga berpotensi menarik investasi hijau. Dalam kegiatan sebelumnya, Indonesia berhasil memperoleh komitmen investasi senilai 28,3 miliar dolar AS, menunjukkan tingginya kepercayaan dunia terhadap arah pembangunan hijau Indonesia.

Membangun Reputasi Global dan Harapan ke Depan

Melalui penyelenggaraan Paviliun Indonesia di COP30, pemerintah berupaya menegaskan kembali posisinya sebagai negara dengan sumber daya alam melimpah yang berkomitmen tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan.

Kementerian Kehutanan bersama seluruh mitra strategis berharap langkah ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemimpin global dalam aksi iklim dan pengelolaan hutan berkeadilan.

Hashim pun menutup dengan harapan agar Paviliun Indonesia dapat menjadi wadah kolaboratif yang tidak hanya berorientasi pada pengurangan emisi, tetapi juga memperkuat kontribusi bangsa terhadap masa depan bumi yang lebih hijau.

“Kami berharap Paviliun Indonesia dapat menjadi sarana memperkuat kontribusi bangsa dalam aksi iklim global,” ujarnya.

Paviliun Indonesia di COP30 bukan sekadar ajang pameran diplomatik, melainkan representasi nyata dari tekad Indonesia dalam menyeimbangkan antara pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan program FOLU Net Sink 2030 serta dukungan diplomasi hijau, Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa hutan bukan hanya paru-paru bumi, tetapi juga sumber kehidupan dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi seluruh rakyatnya.

Terkini