Kanker Kolon Onset Dini: Gejala Awal dan Pencegahan di Usia Muda

Selasa, 11 November 2025 | 11:37:13 WIB
Kanker Kolon Onset Dini: Gejala Awal dan Pencegahan di Usia Muda

JAKARTA - Selama ini kanker kolon sering dikaitkan dengan usia lanjut. 

Namun, tren medis beberapa tahun terakhir menunjukkan pergeseran mencolok — penyakit ini kini semakin banyak menyerang kelompok usia muda. Fenomena ini dikenal dengan istilah early-onset colon cancer atau kanker kolon onset dini, yakni kondisi ketika kanker kolon terdiagnosis sebelum seseorang berusia 50 tahun.

Peningkatan kasus di usia muda membuat para ahli kesehatan menyerukan kewaspadaan lebih tinggi. Deteksi dini menjadi kunci, sebab gejala awal sering kali disalahartikan sebagai gangguan pencernaan ringan. Padahal, mengenali tanda-tanda sejak dini dapat menyelamatkan nyawa.

Faktor Risiko Kanker Kolon di Usia Muda

Menurut Mayo Clinic, sekitar 20 persen kasus kanker kolon onset dini disebabkan oleh faktor genetik. Namun, itu bukan satu-satunya penyebab. Para peneliti juga menyoroti peran perubahan mikrobioma usus, penggunaan antibiotik jangka panjang, serta gaya hidup sedentari (minim aktivitas fisik) sebagai pemicu lain yang signifikan.

Pola hidup modern yang serba cepat membuat banyak anak muda terbiasa dengan pola makan instan, kurang asupan serat, serta jarang bergerak. Kombinasi kebiasaan tersebut dapat memengaruhi fungsi pencernaan dan memicu peradangan usus — kondisi yang berpotensi berkembang menjadi kanker.

Perubahan tren ini sekaligus menjadi alarm bagi masyarakat bahwa kanker tidak lagi eksklusif menyerang orang lanjut usia. Orang dewasa muda pun kini harus mulai memperhatikan gejala-gejala kecil yang muncul, terutama yang berkaitan dengan sistem pencernaan.

Kenali Gejala Awal Kanker Kolon Onset Dini

Kanker kolon pada usia muda kerap sulit didiagnosis lebih awal karena gejalanya dianggap ringan dan tidak berbahaya. Berikut beberapa tanda yang patut diwaspadai agar bisa segera mendapat penanganan medis yang tepat:

1. Keinginan Buang Air Besar Terus-Menerus

Salah satu gejala umum adalah dorongan buang air besar berulang, bahkan setelah baru saja melakukannya. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut tenesmus, yaitu rasa tidak tuntas saat buang air besar akibat adanya massa di rektum atau usus besar bagian bawah. Kondisi ini menyebabkan iritasi dan perasaan tidak nyaman berkepanjangan.

2. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab Jelas

Jika berat badan turun drastis padahal tidak sedang diet atau berolahraga intens, bisa jadi itu merupakan tanda kanker kolon. Times of India menjelaskan bahwa kanker memengaruhi kemampuan tubuh menyerap nutrisi dan meningkatkan kebutuhan metabolisme. Ketika disertai kelelahan dan perubahan pola makan, gejala ini patut diwaspadai.

3. Ketidaknyamanan di Area Perut

Kram, kembung, atau rasa nyeri di perut yang tak kunjung reda dapat menjadi pertanda adanya sumbatan di usus besar akibat pertumbuhan jaringan abnormal. Banyak orang menganggap gejala ini sebagai sakit perut biasa, padahal bisa jadi merupakan indikasi awal kanker kolon yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

4. Kelelahan Kronis Tanpa Sebab

Kanker kolon dapat memicu pendarahan internal kronis, menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Akibatnya, tubuh terasa lemah dan cepat lelah meskipun sudah beristirahat cukup. Kelelahan semacam ini berbeda dari rasa capek biasa — tidur panjang pun tidak membuat tubuh terasa segar kembali.

5. Perubahan Pola Buang Air Besar

Perubahan kebiasaan buang air besar yang terjadi secara terus-menerus juga bisa menjadi gejala kanker kolon. Kondisi seperti diare berkepanjangan, sembelit, atau perubahan frekuensi BAB yang tidak kunjung normal dalam hitungan minggu harus segera dikonsultasikan ke dokter.

6. Darah pada Feses

Salah satu tanda paling jelas dari kanker kolon adalah adanya darah dalam feses. Warna darah bisa bervariasi, mulai dari merah terang hingga gelap. Banyak orang salah mengira ini sebagai gejala wasir atau gangguan pencernaan biasa, padahal bisa menjadi sinyal bahaya dari kondisi yang lebih serius.

7. Kulit Terlihat Pucat dan Lemas

Karena pendarahan internal yang berlangsung lama, penderita kanker kolon sering kali mengalami anemia defisiensi zat besi. Gejalanya tampak melalui kulit pucat, sering pusing, sakit kepala, dan tubuh terasa lemah. Jika gejala ini disertai tanda-tanda di atas, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan medis.

Diagnosis Sering Terlambat, Kesadaran Jadi Kunci Pencegahan

Salah satu penyebab tingginya angka kematian akibat kanker kolon onset dini adalah diagnosis yang terlambat. Pada orang muda, dokter sering kali tidak langsung mencurigai kanker karena usia pasien dianggap terlalu muda untuk risiko tersebut. 

Akibatnya, banyak kasus baru terdeteksi setelah mencapai stadium lanjut, di mana pengobatan menjadi lebih sulit.

Kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin dan deteksi dini (screening) sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar atau mengalami gejala pencernaan berkepanjangan tanpa sebab jelas.

Pemeriksaan seperti tes feses (FIT test), kolonoskopi, atau tes genetik bisa membantu menemukan kelainan pada usus sebelum berkembang menjadi kanker. Deteksi pada tahap awal memberi peluang sembuh yang jauh lebih besar.

Langkah Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat

Selain deteksi dini, menerapkan gaya hidup sehat menjadi langkah utama untuk mencegah kanker kolon onset dini. Beberapa langkah yang direkomendasikan antara lain:

Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian.

Batasi konsumsi daging merah dan makanan olahan.

Hindari rokok dan alkohol.

Tetap aktif bergerak, setidaknya 30 menit setiap hari.

Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan jika memiliki faktor risiko genetik.

Perubahan kecil dalam pola hidup bisa memberi dampak besar bagi kesehatan usus dan mencegah penyakit berbahaya seperti kanker kolon.

Kanker kolon onset dini adalah ancaman nyata bagi generasi muda yang sering kali tak disadari. Gejalanya bisa ringan tapi berbahaya jika diabaikan. Mulai dari perubahan buang air besar, rasa lelah berlebihan, hingga darah di feses — semuanya patut mendapat perhatian medis.

Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan pencernaan dan pentingnya deteksi dini, diharapkan angka kejadian kanker kolon pada usia muda bisa ditekan. Ingat, mengenali tanda-tandanya sejak awal bukan hanya menyelamatkan hidup, tetapi juga memberi kesempatan untuk hidup lebih panjang dan berkualitas.

Terkini