Kripto

Bitcoin Terjun Bebas, Sentimen Global Buat Pasar Kripto Goyang Hebat

Bitcoin Terjun Bebas, Sentimen Global Buat Pasar Kripto Goyang Hebat
Bitcoin Terjun Bebas, Sentimen Global Buat Pasar Kripto Goyang Hebat

JAKARTA - Hanya beberapa minggu setelah mencetak rekor tertinggi, pergerakan Bitcoin kembali berbalik tajam dan menyeret pasar kripto berada dalam tekanan besar. 

Penurunan ini dipicu oleh arus dana institusional yang mulai mengering serta sentimen global yang bergeser ke mode penghindaran risiko.

Bitcoin jatuh ke bawah 93.714 dollar AS pada Minggu membuat harganya terperosok di bawah level penutupan akhir tahun lalu. Sebelumnya, aset kripto terbesar dunia itu melesat hingga 126.251 dollar AS pada 6 Oktober 2025, sebelum komentar mengejutkan Presiden AS Donald Trump mengenai tarif memicu aksi jual besar-besaran di pasar global.

Menurut laporan Bloomberg, efek dari ketegangan kebijakan tersebut membuat ekspektasi bullish yang selama ini menopang pasar kripto menjadi luntur dalam waktu singkat.

Sentimen Risiko Memudar dan Investor Besar Menepi

“Pasar sedang berada dalam fase menghindari risiko,” jelas Matthew Hougan, Chief Investment Officer Bitwise Asset Management. Menurutnya, kripto menjadi indikator paling awal dari perubahan sentimen tersebut dan menjadi yang pertama merasakan tekanan.

Dalam beberapa pekan terakhir, gelombang keluar investor besar terlihat jelas. Pengelola ETF hingga korporasi besar yang sebelumnya rajin mengalirkan dana, kini memilih bersikap defensif. Kurangnya suplai dana institusional inilah yang membuat pasar kehilangan salah satu pendorong utama reli Bitcoin sepanjang tahun 2025.

Di sisi lain, pelemahan saham teknologi besar—yang juga dianggap sebagai aset berisiko—turut memperburuk kondisi pasar kripto secara keseluruhan.

Sepanjang sebagian besar tahun ini, institusi memegang peran penting dalam mendorong legitimasi Bitcoin. Bahkan, produk ETF mencatat arus masuk lebih dari 25 miliar dollar AS, yang membuat total aset mereka mencapai sekitar 169 miliar dollar AS. Narasi bahwa Bitcoin dapat menjadi alat diversifikasi portofolio pun sempat menguat.

Namun kini, kepercayaan tersebut kembali diuji.

Aksi Ambil Untung dan Tekanan Makro Kian Tajam

“Penurunan ini merupakan kombinasi aksi ambil untung investor jangka panjang, arus keluar institusional, ketidakpastian makro, serta likuidasi posisi leverage,” ujar Jake Kennis, Senior Research Analyst di Nansen.

Ia menambahkan bahwa pasar seolah memilih arah turun setelah melalui periode konsolidasi yang cukup panjang. Kondisi makro yang tidak menentu, termasuk kebijakan tarif AS dan kekhawatiran inflasi, semakin memperburuk minat investor terhadap aset berisiko seperti kripto.

Contoh paling jelas dari menurunnya minat pembeli terlihat pada Strategy Inc. milik Michael Saylor. Perusahaan yang selama ini identik dengan strategi agresif pembelian Bitcoin, kini mengalami penurunan harga saham hingga mendekati nilai bersih kepemilikan Bitcoin mereka sendiri. Hal ini menandakan investor tidak lagi memberikan premi atau apresiasi atas strategi tersebut.

Apa Makna Penurunan Ini untuk Pasar Kripto?

Arus keluar institusional menjadi faktor terbesar yang mengubah arah pasar. Selama arus masuk kuat, Bitcoin mampu menahan volatilitas dan mencetak rekor demi rekor. Namun ketika sumber pendanaan besar itu berhenti, dampaknya segera terasa.

Ketidakpastian global juga menjadi fokus utama. Kebijakan The Fed yang lebih hawkish, potensi kenaikan tarif, serta pelemahan perusahaan teknologi membuat pasar berada dalam mode bertahan. Kripto, sebagai aset paling sensitif terhadap perubahan sentimen risiko, menjadi korban pertama dari penyesuaian ini.

Dengan volatilitas yang tinggi, pasar sedang mencari pijakan baru. Apakah Bitcoin akan kembali memimpin reli? Atau justru memasuki fase konsolidasi yang lebih dalam? Jawabannya sangat bergantung pada arah kebijakan ekonomi global dan apakah arus dana institusional kembali mengalir.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index