Kripto

3 Drama Kripto Terpanas Minggu Ini Bikin Pasar Berguncang

3 Drama Kripto Terpanas Minggu Ini Bikin Pasar Berguncang
3 Drama Kripto Terpanas Minggu Ini Bikin Pasar Berguncang

JAKARTA - Pasar kripto kembali memasuki pekan penuh gejolak dengan rangkaian peristiwa yang membuat investor waspada. 

Mulai dari sinyal siklus “fall season” Bitcoin, tekanan jual besar yang menekan market, hingga kisah fantastis investor XRP yang meraih cuan puluhan ribu persen dalam satu dekade.

Berbagai dinamika ini bukan hanya menggambarkan volatilitas aset digital, tetapi juga menunjukkan bagaimana sentimen global dan pergerakan institusional masih memegang kendali besar terhadap arah pasar.

Berikut ulasan lengkap tiga drama terbesar yang menyita perhatian komunitas kripto sepanjang minggu ini.

1. Bitcoin Masuki “Fall Season” Menurut Morgan Stanley

Bitcoin disebut resmi memasuki fase “fall season”, periode penting dalam siklus empat tahun yang biasanya diikuti tekanan koreksi signifikan.

Istilah ini disampaikan analis Morgan Stanley, Denny Galindo, yang menyoroti pola historis Bitcoin: tiga tahun naik dan satu tahun turun.

Pada 5 November 2025, Bitcoin bahkan sempat jatuh di bawah level $99.000 dan menembus garis rata-rata 365 hari — area yang selama ini menjadi pembatas antara tren bullish dan bearish.

Pergerakan BTC yang kini berada di kisaran $102.331 mulai menyerupai pola siklus 2015–2018 dan 2018–2022. Menurut Julio Moreno dari CryptoQuant, pelemahan ini menandai “pergeseran sentimen makro” dan pasar semakin memasuki fase kehati-hatian.

2. Tekanan Jual Tinggi Membuat Pasar Kripto Lesu

Selain faktor siklus, pasar kripto turut tertekan oleh kondisi teknikal dan sentimen global.
Laporan CoinDesk Research mencatat volume jual besar mencapai 27.579 BTC dalam satu jam, yang mendorong penurunan cepat dari $105.300 ke $102.200.

BTC masih bertahan di atas support utama $101.477, namun rentang konsolidasi semakin menyempit di area $101.500–$102.200. Jika level ini jebol, Bitcoin berpotensi menuju $100.000.

Meski pasar melemah, ETF Bitcoin justru mencatat inflow besar senilai $524 juta dalam sehari, dipimpin BlackRock dan Fidelity. Ini menunjukkan bahwa institusi memanfaatkan harga diskon untuk akumulasi.

Sementara itu altcoin mengalami tekanan lebih kuat. AERO turun 9,7% dan arus masuk ke Binance mencapai lebih dari 7.500 BTC per hari.
Namun secara fundamental, jaringan Bitcoin tetap solid karena hash rate masih naik tanpa tanda miner capitulation.

3. Investor XRP Cuan 50.000% dalam 10 Tahun

Di tengah gejolak pasar, kabar positif datang dari XRP.
Aset ini kembali naik ke $2,50 (Rp41.827) per 13 November 2025, memicu euforia investor jangka panjang.

Hitungannya mencengangkan:
Jika seseorang menanamkan Rp25 juta pada tahun 2015, nilai investasinya kini mencapai Rp12,6 miliar — naik lebih dari 50.000%.

Kapitalisasi pasar XRP kini menyentuh $150,47 miliar (Rp2.516 triliun), menjadikannya aset kripto terbesar keempat di dunia.

Lonjakan perhatian pada XRP dipicu rumor ETF di AS, volume perdagangan yang tumbuh 49%, dan perkembangan RippleNet yang semakin luas digunakan di sektor pembayaran global.

Pasar kripto berada di titik kritis

Tiga drama besar minggu ini memperlihatkan satu tema utama: pasar kripto sedang bergerak di fase ketidakpastian yang cukup dalam. Bitcoin mendekati fase siklus penting, tekanan jual mendominasi pasar, namun kisah jangka panjang seperti XRP tetap membuktikan potensi besar industri ini.

Bagi investor, kondisi seperti ini menuntut kewaspadaan ekstra.
Pemantauan ketat terhadap indikator makro, inflow ETF, dan level-level teknikal utama menjadi kunci untuk menghadapi pergerakan kripto berikutnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index