Harga Minyak

Harga Minyak Dunia Menguat Tipis, Komoditas Lain Bergerak Variatif

Harga Minyak Dunia Menguat Tipis, Komoditas Lain Bergerak Variatif
Harga Minyak Dunia Menguat Tipis, Komoditas Lain Bergerak Variatif

JAKARTA - Pasar komoditas global menutup perdagangan dengan pergerakan harga yang beragam. 

Sejumlah komoditas utama seperti minyak mentah, batu bara, dan nikel mengalami kenaikan tipis, sementara minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan timah justru mencatat pelemahan.

Penguatan harga minyak mentah dunia terjadi setelah sempat melemah di sesi perdagangan tengah hari. Kenaikan ini dipicu oleh ekspektasi positif terhadap hubungan energi antara Amerika Serikat (AS) dan Hongaria, menyusul pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban di Gedung Putih.

Minyak Mentah Menguat, Pasar Nantikan Hasil Pertemuan Trump-Orban

Mengutip laporan Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent ditutup menguat di level USD 63,63 per barel, naik 25 sen atau 0,39 persen. Sementara minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) berakhir di USD 59,75 per barel, naik 32 sen atau 0,54 persen.

Meski demikian, kedua acuan harga minyak dunia tersebut masih mencatatkan penurunan mingguan sekitar 2 persen, seiring meningkatnya produksi dari sejumlah negara produsen utama.

John Kilduff, mitra di Again Capital, mengatakan pelaku pasar saat ini menyoroti hasil pertemuan Trump dan Orban. “Kami sedang memperhatikan pertemuan Trump dengan Orban untuk melihat apakah akan ada kesepakatan yang dapat melonggarkan sanksi terhadap Lukoil dan Rosneft,” ujarnya.

Hongaria diketahui masih bergantung pada pasokan energi dari Rusia sejak konflik Ukraina meletus pada 2022. Ketergantungan ini menuai kritik dari sesama anggota Uni Eropa dan NATO, yang menilai hubungan tersebut melemahkan upaya blok Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia.

Sebelumnya, harga minyak sempat tertekan di awal sesi akibat penurunan jadwal penerbangan di AS. Gangguan tersebut terjadi karena kekurangan petugas pengatur lalu lintas udara yang belum menerima gaji imbas dari penutupan sebagian pemerintahan AS.

Batu Bara Naik, CPO dan Timah Turun di Akhir Pekan

Selain minyak, harga batu bara juga mencatat kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Jumat (7/11). Berdasarkan data Trading Economics, harga batu bara naik 0,64 persen menjadi USD 110,65 per ton.

Sebaliknya, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) justru turun. Berdasarkan data dari Barchart, harga CPO melemah 0,96 persen ke level MYR 4.109 per ton. Pelemahan ini dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap permintaan ekspor yang cenderung melambat serta kenaikan stok minyak nabati di beberapa negara importir utama.

Adapun harga timah juga mengalami penurunan tipis di akhir pekan. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga timah melemah 0,06 persen menjadi USD 35.822 per ton. 

Penurunan harga ini dikaitkan dengan lemahnya permintaan industri elektronik global yang masih beradaptasi terhadap perlambatan ekonomi di sejumlah negara besar.

Nikel Menguat di Tengah Prospek Industri Baterai

Sementara itu, harga nikel kembali mencatatkan kenaikan pada perdagangan akhir pekan. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga nikel naik 0,15 persen menjadi USD 15.060 per ton.

Kenaikan harga nikel didorong oleh optimisme terhadap peningkatan permintaan bahan baku baterai kendaraan listrik. Industri otomotif global masih menunjukkan tren positif terhadap transisi energi bersih, di mana nikel menjadi salah satu komponen penting dalam produksi baterai berkapasitas tinggi.

Sejumlah analis memperkirakan harga nikel berpotensi melanjutkan tren penguatannya dalam jangka menengah apabila permintaan dari sektor kendaraan listrik terus meningkat dan pasokan dari produsen utama, seperti Indonesia dan Filipina, tetap terkendali.

Sentimen Global Masih Membayangi Pasar Komoditas

Secara keseluruhan, pergerakan harga komoditas pekan ini masih dipengaruhi oleh sejumlah faktor global, termasuk ketegangan geopolitik, fluktuasi nilai tukar dolar AS, dan arah kebijakan energi beberapa negara besar.

Para pelaku pasar juga menunggu sinyal dari pertemuan antara Amerika Serikat dan Hongaria, yang bisa berdampak terhadap arah pasokan minyak Rusia ke Eropa. Selain itu, dinamika kebijakan OPEC+ dan pergerakan ekonomi Tiongkok sebagai salah satu konsumen terbesar energi dunia turut memengaruhi arah harga minyak dan logam dasar.

Meski mencatatkan penguatan terbatas, pasar masih mencermati apakah kenaikan harga minyak mentah ini dapat bertahan di tengah peningkatan pasokan global. 

Sementara itu, pergerakan harga batu bara, CPO, nikel, dan timah diperkirakan masih akan berfluktuasi mengikuti perkembangan ekonomi dan kebijakan perdagangan internasional dalam beberapa pekan mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index