JAKARTA - Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Turki dalam sektor energi.
Pemerintah setempat mengumumkan temuan signifikan cadangan gas alam sebesar 92,4 miliar meter kubik, dengan nilai pasar mencapai USD 37 miliar atau setara Rp600 triliun.
Temuan ini mempertegas langkah Turki menuju kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada impor yang selama ini mendominasi lebih dari 90% kebutuhan energi nasional.
Mayoritas cadangan gas baru tersebut, sekitar 75 miliar meter kubik, ditemukan di sumur Goktepe-3 pada Mei 2025 lalu. Lokasinya berada di Laut Hitam, sekitar 69 kilometer di sebelah barat ladang gas Sakarya—salah satu sumber energi utama yang saat ini sudah berproduksi.
Presiden Recep Tayyip Erdogan secara langsung mengumumkan temuan ini setelah operasi pengeboran selama 49 hari menggunakan kapal bor canggih generasi ketujuh bernama Abdulhamid Han. Pengumuman ini menjadi salah satu kabar energi paling bersejarah bagi Turki dalam beberapa dekade terakhir.
Cadangan Gas Setara 3,5 Tahun Kebutuhan Rumah Tangga
Penemuan di Goktepe-3 menambah total cadangan gas Turki di Laut Hitam menjadi sekitar 785 miliar meter kubik (bcm). Menurut laporan The Peninsula, jumlah gas tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan gas rumah tangga selama 3,5 tahun.
Lebih dari sekadar penemuan besar, hasil eksplorasi ini juga membawa dampak ekonomi yang luas. Cadangan ini dinilai mampu memperkuat posisi fiskal negara, mengurangi tekanan terhadap defisit perdagangan, dan menekan beban impor energi yang selama ini menyedot devisa dalam jumlah besar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki, Alparslan Bayraktar, menegaskan bahwa temuan tersebut menjadi tonggak penting bagi strategi energi nasional.
Dalam presentasi anggaran kementeriannya untuk tahun 2026 di hadapan parlemen, ia menyampaikan bahwa Turki menargetkan 300 operasi pengeboran baru pada 2026, yang sebagian besar akan difokuskan pada wilayah darat.
“Produksi minyak dan gas kita kini mencapai titik tertinggi dalam sejarah,” ujar Bayraktar. Ia menambahkan bahwa produksi minyak harian saat ini telah mencapai 180.000 barel, cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar sekitar 7 juta kendaraan setiap hari.
Gunung Gabar Jadi Simbol Kebangkitan Energi Domestik
Salah satu kawasan yang menjadi pusat peningkatan produksi minyak adalah Gunung Gabar di provinsi Şırnak, wilayah tenggara Turki yang berbatasan dengan Irak dan Suriah. Wilayah yang dulunya dikenal karena dinamika politik dan keamanan ini kini berubah menjadi sentra energi baru nasional.
Produksi minyak di Gunung Gabar melonjak dari 57.000 barel menjadi 81.000 barel per hari, peningkatan yang signifikan dan memberikan kontribusi besar terhadap pengurangan defisit perdagangan Turki hingga USD 2 miliar per tahun.
Selain itu, pemerintah juga memperkuat infrastruktur eksplorasi. Dalam satu dekade terakhir, Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Turki telah membangun armada eksplorasi dan produksi terbesar keempat di dunia.
Armada tersebut terdiri dari enam kapal pengeboran dan dua kapal survei seismik canggih, termasuk platform baru Osman Gazi yang digunakan di ladang gas Sakarya.
Dengan dukungan armada modern ini, produksi gas harian di ladang Sakarya diproyeksikan mencapai 20 juta meter kubik pada 2026, dan akan meningkat hingga 45 juta meter kubik per hari pada tahap ketiga di tahun 2028.
Langkah Strategis Kurangi Ketergantungan Energi Impor
Selama bertahun-tahun, Turki dikenal sebagai negara yang sangat bergantung pada impor energi dari berbagai negara, termasuk Rusia dan Iran. Ketergantungan ini membuat ekonomi Turki rentan terhadap fluktuasi harga global dan tekanan geopolitik.
Namun, dengan adanya cadangan baru di Laut Hitam serta peningkatan produksi minyak domestik, Ankara kini mulai menapaki jalur kemandirian energi yang nyata. Penemuan gas ini bukan hanya berarti peningkatan pasokan domestik, tetapi juga penguatan posisi strategis Turki di kancah internasional.
Dari sisi ekonomi, manfaat langsungnya sangat besar. Setiap meter kubik gas dan setiap barel minyak yang dihasilkan di dalam negeri secara langsung menghemat devisa, sekaligus memperbaiki neraca perdagangan.
Nilai gabungan temuan gas dan peningkatan produksi minyak mencapai puluhan miliar dolar AS, menjadikannya salah satu pencapaian ekonomi terbesar dalam sejarah modern Turki.
Dampak Jangka Panjang: Kedaulatan Energi dan Pertumbuhan Ekonomi
Keberhasilan eksplorasi di Laut Hitam dan Gunung Gabar menjadi “game changer” bagi ekonomi Turki. Dengan semakin banyaknya cadangan energi domestik, negara ini memiliki kesempatan untuk mengendalikan kebijakan luar negerinya dengan lebih mandiri, tanpa takut tekanan energi dari pihak luar.
Langkah-langkah ini juga berdampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan inovasi teknologi, dan tumbuhnya industri pendukung migas di dalam negeri. Pemerintah telah menyiapkan investasi besar dalam pengembangan infrastruktur energi, termasuk platform produksi terapung dan jaringan distribusi gas nasional.
Dalam konteks geopolitik, Turki semakin diperhitungkan sebagai kekuatan energi baru di kawasan. Dengan cadangan besar di Laut Hitam dan peningkatan produksi minyak di wilayah darat, Ankara tidak hanya memperkuat kemandirian energi, tetapi juga memperluas pengaruhnya di tingkat regional.
Secara keseluruhan, kombinasi penemuan gas alam, peningkatan kapasitas produksi minyak, dan kebijakan eksplorasi agresif menjadikan Turki berada di jalur yang tepat menuju masa depan energi yang lebih tangguh, berdaulat, dan berkelanjutan.