Liverpool

Liverpool Diperdaya Guardiola: Kekalahan yang Buka Luka Lama The Reds

Liverpool Diperdaya Guardiola: Kekalahan yang Buka Luka Lama The Reds
Liverpool Diperdaya Guardiola: Kekalahan yang Buka Luka Lama The Reds

JAKARTA - Liverpool kembali harus menelan pil pahit usai dibungkam Manchester City di Etihad Stadium. 

Kekalahan 0-3 ini bukan sekadar soal skor, melainkan juga cerminan betapa Pep Guardiola masih satu langkah di depan dalam urusan taktik dan manajemen laga. Di sisi lain, Arne Slot dan skuadnya tampak kehilangan arah—baik secara fisik maupun mental—seolah belum siap menghadapi intensitas permainan City yang mematikan.

City tampil dengan ritme cepat, penuh variasi, dan kepercayaan diri tinggi. Sementara Liverpool terlihat kelelahan, kehilangan ritme permainan, dan gagal menampilkan agresivitas yang menjadi ciri khas mereka selama ini.

Laga tersebut sekaligus menjadi sinyal bahaya bagi sang juara bertahan: jika tidak segera berbenah, mereka bisa tercecer lebih awal dari persaingan gelar.

Pep Guardiola Beri Pelajaran Taktik untuk Arne Slot

Bagi Pep Guardiola, kemenangan ini bukan hanya soal tiga poin. Laga kontra Liverpool adalah pertandingan ke-1.000 dalam karier kepelatihannya, dan ia menandainya dengan sebuah masterclass taktik.

Guardiola menampilkan tim yang bermain nyaris sempurna—menguasai tempo, mematikan pergerakan lawan, dan memanfaatkan celah sekecil apa pun di lini tengah Liverpool.

Erling Haaland kembali jadi pembeda dengan gol ke-99-nya di Premier League, sementara Nico Gonzalez dan Jeremy Doku menambah luka The Reds lewat kontribusi dan kreativitas mereka di sisi sayap.
Guardiola mengatur semuanya dengan presisi: dari penempatan posisi pemain hingga penguasaan ruang.

City tidak hanya unggul secara teknik, tapi juga secara psikologis. Slot dan pasukannya seperti masuk ke dalam jebakan taktik yang telah disiapkan Guardiola jauh sebelum laga dimulai.

“Penampilan City hari ini menunjukkan kematangan luar biasa,” tulis laporan AP Photo/Jon Super, menggambarkan betapa dominannya sang pelatih Spanyol di pinggir lapangan.

Liverpool Terperangkap dalam Permainan City

Liverpool sebenarnya memulai laga dengan optimisme, namun semua itu pudar sejak menit-menit awal. City menguasai lini tengah sepenuhnya, memaksa Ryan Gravenberch, Alexis Mac Allister, dan Dominik Szoboszlai bekerja ekstra keras hanya untuk bertahan.

Jeremy Doku menjadi mimpi buruk di sisi kanan pertahanan Liverpool. Conor Bradley, yang sempat tampil gemilang saat menghadapi Vinicius Junior di Liga Champions, kini tak berdaya menghadapi kecepatan dan kelincahan Doku.

Di lini depan, Mohamed Salah kehilangan sentuhannya. Jika Februari lalu ia menari di pertahanan City, kini ia tampak kehilangan arah dan energi. Sementara itu, Wataru Endo gagal mengimbangi tempo tinggi lawan, membuat Liverpool kerap kehilangan bola di area berbahaya.

Guardiola memanfaatkan kelemahan itu dengan cerdas. Ia menumpuk pemain di lini tengah—Bernardo Silva, Phil Foden, dan Gonzalez—untuk menekan area yang menjadi titik lemah Liverpool.
Hasilnya, The Reds hanya bisa bertahan dan jarang sekali menciptakan peluang berbahaya ke gawang Ederson.

Guardiola Pesta Gol di Laga ke-1.000

Kemenangan 3-0 atas Liverpool terasa semakin spesial karena menjadi penanda laga ke-1.000 Guardiola sebagai pelatih profesional.

Seakan ingin menulis sejarah dengan tinta emas, Pep mempersiapkan timnya dengan detail yang luar biasa. Ia terus berteriak di pinggir lapangan, memberi instruksi, bahkan memainkan perang psikologis terhadap lawannya.Strateginya berjalan sempurna.

City membuka skor lewat gol Erling Haaland, kemudian Nico Gonzalez dan Jeremy Doku menambah keunggulan dengan penyelesaian klinis. Sementara itu, lini pertahanan Liverpool tampak kebingungan menghadapi pergerakan tanpa bola para pemain City.

Guardiola bahkan memberikan kepercayaan kepada pemain muda Nico O’Reilly, yang tampil menawan dan mencatatkan assist untuk Doku.

Kemenangan ini bukan hanya bukti kedalaman skuad City, tapi juga cerminan bagaimana Guardiola berhasil memadukan pemain senior dan muda dalam satu sistem permainan yang solid.

Liverpool Butuh Reaksi Cepat Sebelum Terlambat

Di kubu seberang, Arne Slot harus menghadapi kenyataan pahit. Kekalahan ini memperlihatkan banyak kelemahan fundamental dalam timnya—mulai dari stamina, fokus pertahanan, hingga variasi serangan.
Slot mengakui bahwa timnya tampil di bawah standar dan belum pantas berbicara soal gelar Premier League.

“Liverpool tidak perlu bicara soal gelar dulu,” ucapnya jujur usai pertandingan, seperti dikutip dari Sky Sports.

Absennya Alisson Becker di bawah mistar membuat lini belakang Liverpool kehilangan ketenangan. Meskipun Giorgi Mamardashvili tampil cukup baik, koordinasi antara dia dan bek tengah Ibrahima Konaté serta Virgil van Dijk tampak belum padu. 

Gol yang dianulir dari Van Dijk pun sempat memancing simpati legenda Manchester United, yang menilai keputusan wasit terlalu ketat.

Namun di luar keputusan itu, performa Liverpool memang mengecewakan.
Florian Wirtz, rekrutan baru yang diharapkan menjadi motor kreativitas, masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan kerasnya Premier League.

City Unggul Segalanya, The Reds Harus Bangkit

Manchester City menutup laga dengan dominasi penuh: penguasaan bola mencapai lebih dari 65 persen, 15 tembakan mengarah ke gawang, dan tekanan konstan yang membuat Liverpool kewalahan.
Guardiola memperlihatkan betapa sistem dan detail taktikal mampu menaklukkan lawan dengan efisien.

Sementara itu, Arne Slot dihadapkan pada dilema besar. Jika tidak segera menemukan solusi, Liverpool bisa kehilangan momentum perburuan gelar lebih cepat dari yang dibayangkan. 

Dengan jadwal padat dan laga berat menanti, termasuk melawan Newcastle United pada 23 November 2025, The Reds harus segera bangun dan memperbaiki kelemahan mendasar mereka.

Kekalahan di Etihad bukanlah akhir dunia, namun menjadi peringatan keras bahwa standar Premier League tidak mengenal kompromi. Slot kini harus membuktikan apakah ia mampu mengembalikan Liverpool ke jalur kemenangan, atau justru terjebak dalam bayang-bayang kejayaan era Jurgen Klopp yang sulit diulang.

Pelajaran Pahit untuk Liverpool

Kekalahan 0-3 dari Manchester City menjadi lebih dari sekadar hasil buruk—ia adalah refleksi dari realitas yang dihadapi Liverpool.
Kelelahan, ketidakseimbangan taktik, dan kehilangan agresivitas membuat tim ini tampak berbeda dari musim lalu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index