Inovasi Layanan Jadi Faktor Utama Nasabah Pilih Gadai

Senin, 17 November 2025 | 10:05:13 WIB
Inovasi Layanan Jadi Faktor Utama Nasabah Pilih Gadai

JAKARTA - Perubahan perilaku nasabah di industri pergadaian semakin terlihat jelas dalam beberapa tahun terakhir.

Jika dahulu aspek bunga menjadi faktor dominan dalam memilih layanan gadai, kini preferensi masyarakat tampak bergerak menuju hal yang lebih praktis dan efisien. 

Hal ini tercermin dari penilaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebut bahwa tingkat bunga bukan lagi menjadi pertimbangan utama nasabah ketika memutuskan menggunakan layanan gadai.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menegaskan bahwa konsumen saat ini lebih mengedepankan pengalaman layanan yang cepat dan tanpa kerumitan. 

Dalam pandangannya, keunggulan proses menjadi salah satu penilaian penting ketika masyarakat mencari pembiayaan melalui perusahaan pergadaian.

“Bagi nasabah, kecepatan dan kemudahan proses menjadi salah satu pertimbangan utama dalam memperoleh pembiayaan di industri pergadaian, dibandingkan dengan tingkat bunga,” jelasnya melalui lembar jawaban RDK OJK, Selasa.

Pandangan tersebut menunjukkan adanya pergeseran penting dalam pemahaman pasar, di mana kualitas dan inovasi layanan menjadi kunci bersaing, bukan lagi sekadar mengandalkan angka bunga yang rendah.

Persaingan Makin Ketat, Perang Bunga Justru Tidak Menonjol

Banyaknya perusahaan pergadaian yang bermunculan membuat persaingan industri semakin padat. Namun, menurut OJK, ketatnya kompetisi tersebut tidak serta-merta mengarah pada perang bunga. 

Sebaliknya, pelaku usaha dinilai lebih terpacu untuk menghadirkan efisiensi operasional dan inovasi produk yang dapat meningkatkan daya tarik bagi konsumen.

Agusman menjelaskan bahwa perkembangan industri mengarah pada model bisnis yang lebih responsif terhadap kebutuhan nasabah modern. Dengan berbagai pemain baru yang terus masuk, setiap perusahaan terdorong untuk menonjol melalui pengalaman layanan, kecanggihan teknologi, dan kemudahan akses.

Di sisi lain, Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI) memiliki perspektif yang sedikit berbeda. Mereka menilai bahwa membludaknya jumlah pergadaian swasta tetap berpotensi memicu kompetisi berbasis suku bunga. 

Sekretaris PPGI, Holilur Rohman, menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan swasta mungkin berlomba memberikan bunga lebih rendah untuk menarik minat pelanggan.

“Dengan adanya persaingan yang ketat, pasti ada perang bunga untuk menarik minat nasabah. Namun, karena pinjaman relatif kecil, maka bunga tidak sensitif bagi nasabah,” ujarnya kepada Kontan.

Holilur menegaskan bahwa keputusan nasabah tidak semata-mata ditentukan oleh besaran bunga. Ia menyampaikan bahwa faktor-faktor lain justru lebih dominan memengaruhi pilihan masyarakat.

Kenyamanan Akses Jadi Penentu Keputusan Nasabah

Menurut Holilur, hal-hal yang paling diperhatikan oleh nasabah justru berkaitan dengan kemudahan akses dan kualitas layanan. “Yang paling penting bagi nasabah adalah lokasi kantor layanan gadai dekat dengan tempat tinggal, mudah dijangkau, layanan cepat, serta taksiran barang sesuai dengan harga pasar,” jelasnya.

Pendapat tersebut semakin memperkuat penilaian bahwa nasabah menginginkan pengalaman transaksi yang tidak berbelit-belit. Kemampuan perusahaan untuk memberikan taksiran barang yang akurat dan sejalan dengan harga pasar juga menjadi poin penting yang memberikan rasa aman bagi konsumen.

Dengan demikian, perusahaan pergadaian dituntut untuk menghadirkan standar pelayanan tinggi yang mencakup kecepatan, transparansi, dan kenyamanan. Inovasi berbasis teknologi, seperti aplikasi digital, juga semakin menjadi kebutuhan untuk menjawab ekspektasi masyarakat yang menghendaki proses lebih ringkas.

Kinerja Industri Pergadaian Terus Tumbuh Signifikan

Di tengah dinamika persaingan dan pergeseran preferensi pasar, kinerja industri pergadaian tetap menunjukkan tren yang positif. 

Data OJK mencatat bahwa nilai penyaluran pembiayaan oleh seluruh pelaku pergadaian mencapai Rp111,68 triliun per September 2025. Angka tersebut mencerminkan pertumbuhan kuat sebesar 30,92% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa permintaan terhadap layanan gadai tetap tinggi, baik dari nasabah individu maupun sektor usaha mikro dan kecil yang memanfaatkan layanan ini sebagai sumber pembiayaan cepat. 

Lonjakan penyaluran pembiayaan turut menegaskan bahwa layanan gadai masih menjadi solusi keuangan yang relevan bagi masyarakat.

Secara lebih detail, OJK menjelaskan bahwa sebagian besar pembiayaan pergadaian disalurkan melalui produk gadai. Nilainya mencapai Rp93 triliun, atau sekitar 83,28% dari total pembiayaan industri per September 2025. 

Dominasi produk gadai menunjukkan masih kuatnya preferensi masyarakat terhadap skema konvensional yang dinilai aman dan mudah dipahami.

Dengan pertumbuhan signifikan ini, industri pergadaian tetap menjadi salah satu sektor keuangan non-bank yang berperan penting dalam mendorong inklusi keuangan nasional. 

Namun, dengan meningkatnya ekspektasi konsumen, inovasi layanan menjadi kunci agar industri tetap relevan dan kompetitif di tengah perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengutamakan kecepatan dan kenyamanan.

Terkini