JAKARTA - Perdagangan akhir pekan pada Jumat ditutup dengan pergerakan yang nyaris tidak berubah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 8.370,44 atau melemah tipis 0,02%. Kondisi ini menunjukkan pasar masih cenderung wait and see di tengah beragam sentimen domestik dan global.
Sejumlah emiten tercatat menjadi kontributor terbesar terhadap arah indeks. DSSA menguat 3,67%, MORA melonjak 19,70%, dan TLKM naik 1,43% sehingga menopang IHSG. Di sisi lain, AMMN terkoreksi 3,65%, BREN melemah 1,52%, dan BRMS turun 2,99% sehingga menjadi penekan indeks.
Investor asing terlihat mengambil posisi defensif. Tercatat penjualan bersih asing mencapai Rp56,74 miliar di pasar reguler dan Rp73,42 miliar secara keseluruhan.
Performa Sektoral Didominasi Koreksi
Mayoritas sektor tertekan pada perdagangan tersebut. Dari 11 sektor, 9 sektor bergerak negatif, menandakan tekanan terjadi cukup merata. Sektor industrial menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 1,76%.
Sebaliknya, hanya sektor infrastruktur yang memberikan dorongan positif, mencatat kenaikan 1,18%. Konsistensi sektor ini dalam menopang indeks menunjukkan minat investor terhadap emiten-emiten berbasis infrastruktur yang masih stabil di tengah volatilitas pasar.
OJK Siapkan Aturan Baru Free Float untuk Emiten
Di sisi regulasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai bersiap melakukan penyesuaian besar terhadap aturan free float atau porsi saham beredar. Kebijakan baru ini dirancang untuk memperkuat likuiditas pasar sekaligus mengurangi potensi praktik manipulasi di pasar saham.
Rencana tersebut berisi peningkatan standar free float dari 7,5% menjadi 25% secara bertahap. Komisi XI DPR sebelumnya bahkan mengusulkan level yang lebih tinggi, yaitu 30%.
Pada tahap awal, OJK akan mewajibkan minimal free float 10% bagi emiten yang ingin melakukan penawaran saham perdana.
Berbeda dengan sebelumnya, penyesuaian kali ini akan menggunakan basis kapitalisasi pasar, bukan ekuitas. Perubahan pendekatan ini diharapkan memberikan penilaian yang lebih relevan terhadap likuiditas saham sebuah perusahaan.
Kebijakan tersebut diproyeksikan memberi dampak positif jangka panjang karena semakin besar saham beredar, semakin besar pula peluang terciptanya harga saham yang lebih mencerminkan kondisi sebenarnya.
Aksi Korporasi SPTO: Pembagian Dividen Interim
Dari sisi aksi korporasi, PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO) mengumumkan akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2025. Total dividen yang akan dibagikan mencapai Rp94,5 miliar atau setara 53,48% dari kas dan setara kas per September 2025 yang mencapai Rp176,67 miliar.
Nilai dividen ditetapkan sebesar Rp35 per saham. Adapun jadwal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi berlangsung pada 24 November, sedangkan ex-dividen pada 25 November. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 12 Desember mendatang.
Kebijakan pembagian dividen ini menjadi sinyal positif bahwa kinerja keuangan SPTO masih solid di tengah kondisi pasar yang dinamis.
Rekomendasi Saham Hari Ini
Berikut daftar rekomendasi saham yang dihimpun oleh InvestasiKu untuk perdagangan hari ini:
CPRO
Buy 66–69 | TP 71–73 | SL 62
ANTM
Buy 3060–3070 | TP 3150–3220 | SL 2870
ELSA
Buy 525–535 | TP 550–560 | SL 498
BULL
Buy 228–230 | TP 236–248 | SL 212
LABA
Buy 238–242 | TP 248–256 | SL 226
Rekomendasi ini bersifat informatif dan bukan ajakan membeli atau menjual saham tertentu. Investor disarankan menyesuaikan keputusan dengan profil risiko masing-masing.