JAKARTA - PT Danantara Asset Management (Persero), holding operasional Danantara Indonesia, memastikan rencana injeksi modal kerja ke PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
(KRAS) akan segera direalisasikan. Managing Director Danantara Asset Management, Febriany Eddy, menyatakan bahwa proses ini sudah memasuki tahap final, meskipun jumlah pasti modal kerja yang akan dialirkan masih dalam perhitungan.
“Kami akan memberikan modal kerja untuk operasi inti bajanya dalam waktu dekat ini,” ujar Febriany di Jakarta, Jumat.
Permintaan modal kerja Krakatau Steel diketahui senilai US$500 juta atau setara dengan Rp8,3 triliun, yang ditujukan untuk mempercepat restrukturisasi utang dan pemulihan kinerja bisnis perusahaan baja pelat merah tersebut.
Potensi Krakatau Steel dan Strategi Pemulihan
Menurut Febriany, dukungan ini dilakukan karena kondisi keuangan Krakatau Steel belum optimal, meski memiliki keunggulan kompetitif di industri baja nasional.
Salah satu keunggulan tersebut adalah kawasan industri perseroan yang strategis, dilengkapi dengan akses tol, jalur kereta, dan deep sea port dengan kapasitas angkut hingga 200.000 DWT.
“Semua faktor yang membuat lokasi ini strategis sudah tersedia. Kawasan industri akan lebih optimal jika tenant-nya tepat. Kami ingin menghidupkan dan menjayakan kembali Krakatau Steel,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel, Daniel Fitzgerald Liman, menyampaikan bahwa pengajuan modal ke Danantara telah dilakukan sejak Juni 2025 dan diharapkan terealisasi sebelum akhir tahun.
Modal kerja ini diperlukan untuk menyelamatkan operasional dan memenuhi kebutuhan bahan baku demi keberlanjutan industri baja.
“Harapan kami dana segar ini segera cair sebelum Desember 2025, sehingga tahun depan kami bisa meningkatkan produktivitas pabrik,” kata Daniel dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI pada 30 September 2025.
Kinerja Keuangan Krakatau Steel Kuartal III/2025
Meski membutuhkan suntikan modal, Krakatau Steel menunjukkan tanda pemulihan. Pendapatan usaha KRAS mencapai US$706,08 juta, meningkat 7,39% YoY dari US$657,52 juta. Pendapatan ini berasal dari:
Produk baja: US$570,36 juta
Segmen sarana infrastruktur: US$171,57 juta
Segmen rekayasa dan konstruksi: US$11,86 juta
Setelah dikurangi biaya eliminasi sebesar US$47,72 juta, beban pokok penjualan meningkat 10,07% YoY menjadi US$652,97 juta, sehingga laba kotor menipis 17,38% ke US$53,12 juta.
Namun, berkat efisiensi dan restrukturisasi utang, perseroan berhasil membalikkan kerugian menjadi laba bersih.
Pos laba atas penyelesaian kewajiban dipercepat, termasuk keringanan utang restrukturisasi sebesar US$156,74 juta, mendorong KRAS membukukan laba bersih US$22,17 juta di kuartal III/2025, berbalik dari kerugian US$185,22 juta pada periode sama tahun lalu.
Jejak Danantara di BUMN Lain
Langkah Danantara dalam mendukung Krakatau Steel sejajar dengan langkah sebelumnya dalam injeksi modal ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
(GIAA) senilai Rp23,67 triliun melalui private placement. Dana tersebut terdiri atas setoran modal tunai Rp17,02 triliun dan konversi utang pemegang saham Rp6,65 triliun, menunjukkan konsistensi Danantara dalam mendukung pemulihan BUMN strategis.