IHSG Menguat Tipis, Saham BUMI hingga BBRI Ramai Diperdagangkan

Jumat, 14 November 2025 | 15:35:40 WIB
IHSG Menguat Tipis, Saham BUMI hingga BBRI Ramai Diperdagangkan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memulai perdagangan di zona hijau pada Kamis , dengan kenaikan tipis 0,07% atau 6,13 poin ke level 8.378,13. 

Aktivitas perdagangan pagi ini menunjukkan antusiasme pasar yang moderat, dengan 210 saham naik, 106 saham turun, dan 294 saham stagnan.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 278,09 miliar, melibatkan 489,90 juta saham dalam 61.790 kali transaksi. 

Saham Bumi Resources (BUMI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi yang paling ramai diperdagangkan, sementara saham PURI, KTDN, dan MORA mencatatkan kenaikan harga terbesar di sesi awal perdagangan.

Pelaku pasar diimbau mencermati sejumlah sentimen yang berpotensi memengaruhi pergerakan saham dan rupiah hari ini. Berakhirnya shutdown di Amerika Serikat menjadi kabar positif, namun kekhawatiran akan pemangkasan suku bunga The Fed tetap membayangi pasar global.

Tekanan dari Pasar Asia-Pasifik

Meski IHSG menguat tipis, sentimen regional menunjukkan tren negatif. Pada perdagangan Jumat , pasar Asia-Pasifik melemah menyusul tekanan di Wall Street. Sektor teknologi menjadi sorotan utama karena saham-saham unggulan mencatat penurunan signifikan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 1,85%, dan Topix melemah 1,03%. Saham teknologi seperti Rakuten Group anjlok 6,57%, Advantest turun 5,27%, dan Lasertec melemah 3,97%. SoftBank bahkan terdepresiasi hingga 8% setelah mengumumkan penjualan seluruh sahamnya di Nvidia, menandai penurunan tiga hari berturut-turut.

Kondisi serupa terjadi di Korea Selatan, di mana Kospi turun 2,29% dan Kosdaq melemah 1,42%. Saham unggulan Samsung Electronics turun lebih dari 3%, sementara SK Hynix yang memasok chip memori untuk Nvidia anjlok 5%. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 terkoreksi 1,58%.

Investor juga mencermati kontrak berjangka Hang Seng yang mengarah pada pembukaan lebih rendah di level 26.701, dibandingkan penutupan sebelumnya di 27.073,03. 

Fokus perhatian saat ini tertuju pada rilis data ekonomi China, termasuk penjualan ritel, output industri, dan investasi aset tetap untuk Oktober, setelah sebelumnya investasi aset tetap turun 0,5% pada September 2025.

Wall Street Melemah, Teknologi Jadi Sorotan

Dari Amerika Serikat, seluruh indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah akibat aksi jual saham teknologi. Dow Jones Industrial Average turun 797,60 poin atau 1,65% ke 47.457,22, sementara S&P 500 melemah 1,66% menjadi 6.737,49. 

Nasdaq Composite jatuh 2,29% ke 22.870,36, dan Russell 2000 mencatatkan kinerja harian terburuk sejak 10 Oktober 2025.

Tekanan terbesar berasal dari sektor teknologi informasi dan layanan komunikasi, termasuk saham-saham tematik AI. Disney juga anjlok hampir 8% setelah merilis hasil kuartal IV fiskal yang beragam. Kekhawatiran pasar terhadap overvaluasi saham teknologi mendorong investor melakukan aksi jual.

Ekspektasi Suku Bunga The Fed Mempengaruhi Pasar

Sentimen global juga dipengaruhi komentar pejabat The Fed terkait kebijakan suku bunga. Boston Fed President Susan Collins menyatakan kemungkinan suku bunga tetap dipertahankan untuk menyeimbangkan risiko inflasi dan ketenagakerjaan, sehingga peluang pemangkasan tiga kali pada pertemuan Desember 2025 kini diragukan.

Dampak dari pernyataan ini membuat ekspektasi pasar berubah. Beberapa hari lalu, pasar memproyeksikan peluang pemangkasan suku bunga 2 banding 1, kini peluangnya hanya 50:50 menurut alat FedWatch CME Group. 

Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang menekan saham teknologi di Wall Street, dan berdampak pada sentimen regional di Asia.

Kesimpulan: IHSG Masih Positif Meski Sentimen Global Negatif

Meski IHSG menguat tipis di sesi awal, investor tetap perlu waspada terhadap sentimen global, terutama perkembangan di Wall Street dan Asia-Pasifik. Saham BUMI, BBCA, dan BBRI menjadi fokus transaksi, sementara sentimen dari pasar teknologi dan ekspektasi suku bunga The Fed berpotensi menimbulkan volatilitas.

Para pelaku pasar disarankan memantau rilis data ekonomi China, pergerakan sektor teknologi, serta dinamika suku bunga global untuk mengantisipasi arah IHSG sepanjang hari ini.

Terkini