Kebangkitan Leao Ungkap Masalah Baru di Lini Serang Milan

Jumat, 14 November 2025 | 09:39:41 WIB
Kebangkitan Leao Ungkap Masalah Baru di Lini Serang Milan

JAKARTA - Kebangkitan performa Rafael Leao setelah jeda internasional seharusnya menjadi kabar paling menggembirakan bagi AC Milan. 

Pemain yang sebelumnya dipertanyakan konsistensi, kedewasaan, dan efektivitasnya sebagai ujung tombak kini tampil dengan energi baru. Ia mencetak gol, menciptakan peluang, dan memimpin serangan Rossoneri dengan determinasi yang belum pernah muncul secara stabil sebelumnya.

Tetapi ironisnya, meski performa individu Leao meningkat signifikan, Milan justru dihadapkan pada masalah yang tak kalah besar. Permasalahan itu bukan lagi tentang bagaimana membuat Leao tampil lebih baik—itu sudah ia jawab di lapangan. 

Tantangan baru Milan adalah bagaimana membuat seluruh lini ofensif beroperasi selevel dengan bintang Portugal tersebut.

Ketika sebelumnya Milan bertanya bagaimana memaksimalkan Leao, kini situasinya bergeser: bagaimana rekan-rekannya dapat mengikuti ritme permainan Leao yang sudah lebih matang dan produktif. Kebangkitan satu pemain justru menguak kelemahan struktural yang lebih dalam pada tim.

Ketika Leao Melaju, Milan Malah Tertinggal

Performa Leao menunjukkan perubahan karakter yang jelas. Ia tampil lebih dewasa, lebih bekerja keras, dan lebih konsisten dalam memberikan output konkret. Para pelatih terdahulu yang berusaha membangun kedewasaan pada dirinya kini dapat melihat hasilnya dalam bentuk kontribusi nyata di lapangan.

Namun, Milan justru belum siap menyesuaikan diri. Santiago Gimenez dan Christopher Nkunku—dua pemain yang seharusnya menjadi tandem ideal bagi Leao—belum memberikan dampak yang diharapkan. 

Ketidakmampuan mereka berkontribusi secara stabil membuat Milan tampak timpang di sektor penyerangan. Leao sering terlihat memulai serangan, mengatur ritme, hingga masuk ke kotak penalti seorang diri.

Situasi ini membuat beban permainan Milan terlalu condong pada satu pemain. Sementara itu, ketergantungan yang tidak sehat membuat tim kehilangan variasi serangan. Ketika Leao mampu, rekan-rekannya tidak cukup efektif; ketika rekan lain berusaha membantu, tidak ada kesinambungan yang kuat untuk menciptakan ancaman terstruktur.

Di saat Leao matang dan siap memikul tanggung jawab, Milan justru masih mencari bentuk. Ini bukan lagi soal bagaimana membuat Leao bekerja lebih keras—melainkan bagaimana membuat tim tidak hanya menonton performanya.

Leao Tidak Bisa Menjadi Penyelamat Sendirian

Situasi ketidakseimbangan ini memaksa Milan berpikir ulang mengenai komposisi serangan. Milan pun mempertimbangkan opsi mendatangkan penyerang baru. 

Nama-nama mulai bermunculan, namun sebenarnya Milan tidak membutuhkan formula ajaib atau solusi yang rumit. Mereka hanya memerlukan satu hal: penyerang yang mampu menyatu secara harmonis dengan cara bermain Leao.

Seseorang yang dapat membaca ruang, bermain dalam tempo cepat, dan—yang terpenting—punya ketajaman konsisten untuk memaksimalkan peluang yang diciptakan oleh Leao. Hingga kini, kebutuhan dasar itu belum terjawab oleh kombinasi yang ada.

Milan memang memiliki ambisi bersaing di papan atas, namun ketergantungan pada Leao akan membuat Rossoneri rentan. Ia bisa mencetak gol, bisa mengkreasi peluang, bahkan bisa menjadi pemimpin dalam serangan, tetapi ia tidak dapat melakukan semuanya sendirian sepanjang musim.

Jika Milan terus mengandalkan satu sosok bintang tanpa dukungan sepadan, maka kebangkitan Leao tidak akan cukup untuk menutup lubang-lubang besar lainnya. Justru, performa apiknya membuat kekurangan Milan semakin tampak jelas: tidak ada keseimbangan dan tidak ada penyelesaian akhir yang memadai dari lini serang lain.

Milan Perlu Menyelaraskan Ritme Sebelum Terlambat

Di tengah performa Leao yang kembali bersinar, Milan harus bergerak cepat. Kompetisi musim ini tidak memberi ruang untuk eksperimen panjang. Leao telah berkembang menjadi pemain yang bukan hanya berbakat, tetapi juga bertanggung jawab. Ia bekerja keras, mencetak gol, dan mengangkat moral tim di banyak momen.

Tugas selanjutnya ada di manajemen dan pelatih: menyusun struktur ofensif yang mampu mengikuti kualitas terbaik Leao. Tanpa itu, performa Milan akan naik-turun dan hanya bergantung pada individu yang sedang dalam performa bagus.

Di sisi lain, Milan masih memiliki jadwal berat, termasuk Derby Milano yang selalu menuntut kesiapan maksimal. Jika ketidakseimbangan ini terus berlanjut, Milan akan kesulitan mempertahankan momentum yang telah dibangun Leao.

Kebangkitan seorang pemain seharusnya menjadi energi positif bagi seluruh tim. Namun bagi Milan, kebangkitan Leao justru menjadi cermin besar yang menunjukkan apa yang selama ini kurang: ketiadaan penyerang yang dapat menyatu dengan gaya bermainnya dan konsistensi lini serang yang mampu menjaga ritme sepanjang laga.

Leao sudah siap. Pertanyaannya kini: apakah Milan juga siap mendampinginya?

Terkini