Deretan Kontestan Mundur dari Miss Universe 2025 di Thailand

Kamis, 13 November 2025 | 13:34:02 WIB
Deretan Kontestan Mundur dari Miss Universe 2025 di Thailand

JAKARTA - Ajang Miss Universe 2025 yang tengah digelar di Thailand menjadi sorotan bukan hanya karena kemegahan dan pesona para finalisnya, tetapi juga karena serangkaian pengunduran diri tak terduga dari sejumlah kontestan internasional. 

Dari total 126 peserta yang semula dikonfirmasi akan berkompetisi, beberapa akhirnya memilih mundur karena alasan pribadi hingga kendala teknis.

Ajang yang seharusnya menjadi perayaan keindahan, keberagaman, dan semangat perempuan dari seluruh dunia ini pun diwarnai berbagai kisah emosional. Beberapa keputusan mundur bahkan disertai latar belakang menyentuh dan penuh makna solidaritas.

Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah langkah Miss Universe Jerman 2025, Diana Fast, yang memilih meninggalkan kompetisi demi keluarganya.

Miss Jerman Mundur Demi Keluarga dan Aksi Sosial

Diana Fast memutuskan mundur dari Miss Universe 2025 karena alasan pribadi yang sangat manusiawi. Sebagai seorang ibu dari anak laki-laki berusia lima tahun, ia memilih fokus membangun rumah baru bagi putranya dan menempatkan keluarga di atas segalanya.

Pihak organisasi Miss Universe Jerman menghormati keputusannya dan memutuskan tidak menunjuk pengganti. Sebagai bentuk dukungan, mereka menyumbangkan lebih dari USD 34 ribu (sekitar Rp569 juta) kepada HeartPawject, organisasi di Thailand yang bergerak dalam penyelamatan hewan terlantar dan terluka.

Langkah ini mendapat apresiasi luas dari publik karena menunjukkan bahwa ajang kecantikan tidak hanya tentang penampilan, tetapi juga nilai kemanusiaan dan empati sosial.

Solidaritas dan Kendala Logistik Warnai Pengunduran Diri Peserta Lain

Kisah menarik lain datang dari Miss Universe Persia 2025, Sahar Biniaz, yang memilih mengundurkan diri sebagai bentuk solidaritas terhadap direktur nasionalnya, Golshan Barazesh, yang ditahan saat berkunjung ke Iran.

Dalam unggahan media sosialnya, Sahar menulis, “Demi rasa hormat dan kepedulian mendalam terhadap keselamatan dan kesejahteraannya, saya telah membuat keputusan sulit untuk mundur dari kompetisi tahun ini.”

Ini bukan kali pertama Sahar batal tampil di Miss Universe. Pada tahun 2012, ia juga mundur sebagai Miss Universe Canada karena cedera kaki yang membuatnya tak bisa berkompetisi di Las Vegas.

Sementara itu, Miss Universe Niger, Zoulahatou Amadou, juga harus mengundurkan diri akibat masalah logistik. Tiket pesawat yang terlambat membuatnya tidak dapat tiba di Bangkok tepat waktu. Penyelenggara memahami situasi tersebut dan memberikan kesempatan bagi Amadou untuk berkompetisi kembali pada edisi 2026.

“Tiket pesawat saya datang terlambat, dan penerbangan yang tersedia tidak lagi memungkinkan saya untuk mencapai Bangkok tepat waktu,” ujarnya dalam pernyataan resmi.

Pergantian Perwakilan China dan Gejolak di Kongo

Di pihak lain, perwakilan China juga mengalami pergantian mendadak. Xuhe Hou, yang awalnya dijadwalkan mewakili negaranya, mengundurkan diri sebelum berangkat ke Thailand karena alasan pribadi yang diduga berkaitan dengan batasan usia dalam aturan kompetisi.

Sebagai gantinya, Zhao Na, runner-up pertama dalam ajang nasional China, kini tampil di Thailand dan bersaing memperebutkan mahkota Miss Universe 2025.

Sementara itu, drama lain muncul di Republik Demokratik Kongo. Pemenang nasional, Déborah Djema, kehilangan gelarnya setelah menolak menandatangani kontrak resmi sebagai pemenang. Organisasi nasional bahkan meminta dirinya untuk menghapus seluruh unggahan kemenangan di media sosial.

Karena runner-up pertama dan kedua memiliki komitmen lain, akhirnya komite menunjuk Dorcas Dienda Kasinde sebagai pengganti resmi untuk mewakili Kongo di panggung Miss Universe 2025.

Situasi ini menambah panjang daftar kisah penuh dinamika di balik panggung kompetisi kecantikan terbesar di dunia tersebut.

Miss Universe 2025 Tetap Meriah Meski Diwarnai Banyak Kendala

Meski beberapa negara harus absen, semangat Miss Universe 2025 tetap menyala. Negara-negara seperti Bahrain, Kamerun, Eritrea, Fiji, Gibraltar, Kenya, Maladewa, Mongolia, Montenegro, Samoa, Somalia, dan Uzbekistan juga tidak mengirimkan wakilnya tahun ini karena belum menyelesaikan proses seleksi nasional.

Namun demikian, 122 kontestan yang tersisa tetap tampil memukau dan menunjukkan semangat “beauty with a purpose” atau kecantikan yang memiliki tujuan. Mereka mengikuti berbagai kegiatan penilaian, mulai dari sesi wawancara, proyek sosial, hingga parade kostum nasional.

Thailand sebagai tuan rumah berhasil menghadirkan suasana megah dan berkelas, menjadikan Miss Universe 2025 tetap menjadi perayaan global akan keberagaman dan pemberdayaan perempuan.

“Ajang ini bukan hanya tentang mahkota, tetapi juga tentang kekuatan, ketulusan, dan komitmen untuk membawa perubahan,” ujar salah satu juri dalam sesi wawancara media.

Kecantikan Bukan Sekadar Penampilan, Tapi Juga Keteguhan dan Empati

Pengunduran diri sejumlah kontestan justru menyoroti nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi esensi sejati Miss Universe. Baik karena keluarga, solidaritas, maupun kondisi di luar kendali pribadi, langkah mereka mencerminkan bahwa keputusan untuk mundur pun bisa menjadi bentuk keberanian dan integritas.

Dengan segala dinamika yang terjadi, Miss Universe 2025 di Thailand membuktikan bahwa di balik gemerlap panggung dan sorotan kamera, terdapat kisah nyata tentang pilihan, perjuangan, dan empati manusia yang membuat ajang ini tetap relevan dan bermakna.

Terkini