Libur Nataru Diprediksi Perkuat Pemulihan Pariwisata Indonesia

Kamis, 13 November 2025 | 13:33:37 WIB
Libur Nataru Diprediksi Perkuat Pemulihan Pariwisata Indonesia

JAKARTA - Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), sektor pariwisata Indonesia diperkirakan akan kembali bergairah. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani, menyatakan bahwa aktivitas wisata biasanya meningkat signifikan pada periode ini. Berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, kenaikan aktivitas wisata saat Nataru bisa mencapai 20–30% dibanding bulan biasa, dan Shinta optimistis tren ini akan berulang pada akhir 2025.

Proyeksi ini sejalan dengan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menunjukkan kenaikan dari 115,0 pada September 2025 menjadi 121,2 pada Oktober 2025, mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi nasional. 

Kepercayaan yang lebih tinggi ini diyakini mendorong belanja untuk kegiatan wisata dan gaya hidup.

Wisatawan Indonesia Mulai Aktif Kembali ke Luar Negeri

Tidak hanya perjalanan domestik, minat wisatawan Indonesia untuk pergi ke luar negeri juga menunjukkan peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada September 2025 terdapat 695,61 ribu perjalanan wisata ke luar negeri, naik 5,25% dibanding periode sama tahun sebelumnya, dan 1,6% dibanding bulan sebelumnya.

Destinasi favorit wisatawan Indonesia tetap berada di kawasan ASEAN, dengan Malaysia menempati posisi teratas (28,92%), diikuti oleh Arab Saudi (18,77%) dan Singapura (13,09%). Menurut Shinta, tren ini memperlihatkan bahwa sektor pariwisata masih menjadi motor pemulihan ekonomi nasional, karena pergerakan wisatawan berdampak luas pada perhotelan, transportasi, kuliner, hingga ekonomi lokal di berbagai daerah.

Tantangan Industri Pariwisata Masih Ada

Meski permintaan wisata meningkat, Shinta mengingatkan bahwa industri pariwisata masih berada di persimpangan antara pemulihan dan penyesuaian. “Permintaan wisata mulai pulih pasca-pandemi, namun kesiapan ekosistem pariwisata belum sepenuhnya seimbang,” jelasnya.

Untuk menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan, Shinta menekankan perlunya pergeseran menuju quality tourism, yaitu pertumbuhan berbasis nilai tambah, bukan hanya jumlah kunjungan wisatawan. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing pariwisata nasional di tingkat global.

Langkah Strategis Perkuat Pariwisata Nasional

Shinta menyebutkan tiga langkah strategis yang perlu dijalankan untuk memperkuat sektor pariwisata:

Reformasi regulasi: Mempercepat proses perizinan, menyederhanakan sistem perpajakan, dan menyesuaikan aturan ketenagakerjaan agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri pariwisata.

Peningkatan SDM dan digitalisasi: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mengembangkan ekosistem smart tourism yang efisien dan inklusif.

Keberlanjutan dan diferensiasi produk wisata: Menjadikan Indonesia sebagai pusat sustainable tourism di Asia, dengan memanfaatkan kekayaan budaya, konservasi alam, dan partisipasi aktif masyarakat lokal.

Jika kebijakan, infrastruktur, dan SDM dapat berjalan seirama, Shinta optimistis bahwa tahun 2026 akan menjadi momentum percepatan sektor pariwisata menuju daya saing global.

Terkini