JAKARTA - Persiapan menuju SEA Games 2025 Thailand menjadi ujian penting bagi Timnas U22 Indonesia.
Bukan hanya soal teknik dan strategi, pelatih Indra Sjafri menilai bahwa aspek mental dan konsistensi menjadi tantangan utama dalam mempertahankan medali emas cabang sepak bola yang diraih dua tahun lalu di Kamboja.
Berstatus juara bertahan membuat langkah skuad Garuda Muda semakin disorot. Namun, Indra memilih untuk menekankan fokus bertahap, dari fase grup hingga ke babak final, alih-alih terbebani ekspektasi publik.
“Tantangannya enggak jauh berbeda karena lawan kami tim-tim Asia Tenggara juga, cuma yang membedakan mungkin Thailand sebagai host tetapi kan dia enggak satu grup dengan kami,” ujar Indra kepada media di Stadion Madya.
Fokus Lolos dari Fase Grup Sebelum Bicara Emas
Indonesia tergabung di Grup C SEA Games 2025 bersama Myanmar, Filipina, dan Singapura. Sementara Thailand, sang tuan rumah sekaligus salah satu rival terkuat, berada di Grup A bersama Kamboja dan Timor Leste.
Bagi Indra Sjafri, peta persaingan kali ini tak jauh berbeda dari edisi sebelumnya, namun keunggulan Thailand sebagai tuan rumah tetap menjadi faktor penting yang harus diwaspadai.
“Thailand nanti lanjut ke grup dari fase grup ya nanti kita pikirin. Sebagai tuan rumah tentu dia punya keuntungan-keuntungan dalam event ini,” lanjutnya.
Pelatih asal Sumatera Barat itu menegaskan bahwa timnya tak boleh terburu-buru memikirkan laga besar. Arkhan Fikri dan rekan-rekannya harus terlebih dahulu memastikan diri lolos dari fase grup sebelum melangkah ke semifinal.
Strategi bertahap itu menjadi bagian dari pendekatan khas Indra Sjafri, yang lebih mengedepankan fokus progresif dan pembentukan karakter bertanding, bukan sekadar kemenangan instan.
Kekuatan Tim Diperkuat Pemain Luar Negeri
Dalam membangun skuad solid, Indra Sjafri memanggil beberapa pemain muda yang merumput di luar negeri. Nama-nama seperti Ivar Jenner (Utrecht U21), Mauro Zijlstra (FC Volendam), dan Dion Markx (NEC Nijmegen U21) menjadi andalan di lini tengah dan belakang.
Tak hanya itu, PSSI juga masih mengupayakan agar sejumlah pemain lain seperti Miliano Jonathans, Marselino Ferdinan, dan Justin Hubner bisa bergabung di Thailand. Kehadiran para pemain abroad ini diharapkan memberi warna baru bagi gaya bermain tim yang lebih dinamis dan efisien.
“Terima kasih kepada klub dengan komunikasi yang baik kami bisa diberikan para pemain-pemainnya yang kami panggil dan khusus juga kepada PSSI yang bisa berkomunikasi dengan klub-klub bagi pemain-pemain kami yang bermain di luar negeri,” tutur Indra.
Ia juga menambahkan bahwa kerja sama dengan klub luar negeri menjadi kunci untuk memastikan para pemain bisa bergabung tepat waktu tanpa mengganggu agenda kompetisi mereka.
“Beberapa pemain abroad yang bermain di luar dan juga kami menunggu ada beberapa pemain lagi yang mungkin nanti PSSI akan berusaha untuk mendatangkan mereka,” jelasnya.
Kombinasi pemain lokal dan luar negeri ini diyakini mampu menjaga keseimbangan antara pengalaman internasional dan semangat kompetisi khas sepak bola Indonesia.
Uji Tanding Jadi Ajang Evaluasi Akhir
Menjelang keberangkatan ke Thailand, Timnas U22 akan menjalani dua laga uji coba melawan Timnas U22 Mali di Stadion Pakansari pada 15 dan 18 November 2025.
Pertandingan ini akan menjadi barometer akhir bagi pelatih dalam menentukan siapa saja yang layak bertahan di skuad utama hingga ajang SEA Games dimulai.
“Di TC ini juga ada dua kali uji coba yaitu lawan Mali tanggal 15 (November) malam dan 18 (November) malam. Ada satu internal game untuk mereview pemain-pemain yang siapa saja yang masih berlanjut untuk melaksanakan TC sampai di akhir event nanti,” beber Indra.
Uji tanding tersebut bukan hanya sekadar simulasi pertandingan, tetapi juga menjadi tes kesiapan mental dan fisik pemain. Dari hasil dua laga ini, tim pelatih akan menilai sejauh mana kekompakan tim terbentuk, serta menentukan strategi terbaik menghadapi lawan-lawan di babak penyisihan.
Motivasi dan Dukungan untuk Garuda Muda
Dalam sesi latihan di Jakarta, Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia SEA Games 2025, Bayu Priawan Djokosoetono, turut hadir memberikan motivasi kepada para pemain.
Ia menegaskan pentingnya menjaga disiplin, performa, dan kesehatan, terutama menjelang keberangkatan ke Thailand yang diperkirakan akan berlangsung dalam kondisi cuaca cukup ekstrem.
Dalam kunjungannya, Bayu didampingi langsung oleh Indra Sjafri serta tim pelatih. Kehadiran pejabat CdM ini sekaligus menunjukkan dukungan penuh dari pihak kontingen nasional terhadap perjuangan Timnas U22.
“Pemain harus menjaga semangat dan kebersamaan, karena mempertahankan gelar akan selalu lebih sulit daripada meraihnya pertama kali,” ujar Bayu dalam kesempatan itu.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, Timnas U22 diharapkan dapat mempertahankan tradisi emas sekaligus menunjukkan progres nyata dalam pembinaan sepak bola usia muda Indonesia.
Menatap SEA Games 2025 dengan Optimisme
Meski tantangan di depan mata cukup berat, Indra Sjafri tetap optimistis. Ia percaya dengan kedalaman skuad dan mental juara yang sudah teruji di Kamboja dua tahun lalu, Garuda Muda bisa kembali bersaing di level tertinggi Asia Tenggara.
Bagi Indra, perjalanan menuju Thailand bukan sekadar soal mempertahankan medali, tetapi juga tentang membangun pondasi kuat bagi masa depan sepak bola Indonesia. “Setiap laga adalah proses pembelajaran. Target utama kami tetap berjuang maksimal di setiap pertandingan,” tegasnya.
Dengan persiapan matang, komunikasi intensif dengan klub luar negeri, dan dukungan dari seluruh elemen sepak bola nasional, Timnas U22 Indonesia siap kembali mengibarkan Merah Putih di podium tertinggi SEA Games 2025.