Hotel Tentrem Semarang Angkat Cita Rasa Autentik Maluku Utara

Rabu, 12 November 2025 | 11:13:41 WIB
Hotel Tentrem Semarang Angkat Cita Rasa Autentik Maluku Utara

JAKARTA - Hotel Tentrem Semarang kembali memperlihatkan komitmennya dalam merawat kekayaan kuliner nusantara. 

Kali ini, hotel berbintang lima itu menghadirkan dua sajian khas dari Indonesia Timur, yakni Papeda Ikan Kuah Kuning dan Air Guraka, yang resmi menjadi bagian dari menu sarapan hotel.

Peluncuran menu ini bukan sekadar memperkenalkan cita rasa khas, melainkan juga membawa nilai budaya dan filosofi hidup masyarakat Maluku Utara ke meja para tamu.

Momen peluncuran terasa spesial dengan kehadiran Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda, yang turut berbagi cerita tentang keunikan dan makna dari dua hidangan tradisional tersebut. Langkah Hotel Tentrem ini dianggap sebagai bentuk nyata pelestarian budaya kuliner sekaligus promosi keanekaragaman rasa Indonesia.

Dari Ide Sederhana hingga Sajian Penuh Makna

Inspirasi menghadirkan menu khas Maluku ini bermula dari pertemuan Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, dengan Gubernur Maluku Utara dua bulan sebelumnya. Dari dialog sederhana itu, lahirlah ide untuk mengenalkan kuliner Maluku Utara ke kalangan yang lebih luas.

“Pada waktu itu, saya punya ide untuk menghadirkan makanan khas Maluku di hotel ini. Saat saya bertanya menu apa yang cocok, beliau menyarankan papeda dan ikan kuah kuning. Setelah saya pelajari, ternyata menarik juga kalau makanan seperti ini tersedia di hotel,” ujar Irwan di Hotel Tentrem Semarang.

Irwan menambahkan bahwa sejauh ini belum ada hotel yang secara resmi menjadikan papeda sebagai menu tetap. Karena itulah, Sido Muncul bersama Hotel Tentrem mengambil langkah berani tersebut.

“Papeda ini makanan sehat, seratnya tinggi, rendah kalori, tanpa lemak, dan glikemiknya rendah. Baik untuk pencernaan dan menjaga keseimbangan gula darah,” jelasnya.

Tak hanya itu, Irwan juga menyebutkan potensi Air Guraka, minuman berbahan jahe, gula merah, dan kenari, untuk dikembangkan menjadi produk instan dalam bentuk saset agar dapat dijadikan oleh-oleh khas Maluku Utara dan diekspor.

“Sup ikan kuning ini akan kami sajikan di menu sarapan hotel-hotel Tentrem dan juga di restoran-restoran kami. Terima kasih kepada Ibu Sherly yang sudah hadir dan mendukung peluncuran menu ini,” tambah Irwan.

Kuliner Sebagai Promosi Budaya dan Pariwisata

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, mengapresiasi langkah kolaboratif antara Sido Muncul dan Hotel Tentrem. Menurutnya, promosi kuliner seperti ini adalah jembatan untuk memperkenalkan daerah melalui cita rasa dan tradisi.

“Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak Irwan, Sido Muncul, dan Hotel Tentrem yang telah membawa kuliner Maluku Utara, papeda, ikan kuah kuning, dan air guraka, ke hotel-hotel Tentrem di seluruh Indonesia,” ucap Sherly.

Ia menegaskan bahwa melalui kuliner, masyarakat Jawa dan wilayah lain di Indonesia dapat mengenal eksotisme Maluku Utara tanpa harus langsung datang ke daerahnya.

“Harapannya, setelah mencicipinya, mereka ingin datang langsung ke Maluku Utara, menikmati alam, budaya, dan sejarahnya,” ujarnya.

Selain memperkenalkan kuliner, Sherly juga membawa unsur budaya lokal seperti tenun Tidore dan Ternate, yang kini turut dipasarkan di gift shop Hotel Tentrem.

“Kami ingin wisatawan bisa menikmati kuliner sekaligus membawa pulang produk budaya Maluku Utara,” tambahnya.

Bahkan, Hotel Tentrem Semarang juga berinovasi menciptakan varian baru papeda goreng atau “pareng”, yang teksturnya gurih dan renyah mirip cireng.

“Ini inovasi luar biasa karena bahkan orang Maluku Utara sendiri belum pernah mencoba papeda dalam bentuk goreng,” tutur Sherly sambil tersenyum.

Papeda sebagai Simbol Persatuan dan Inovasi Lokal

Sementara itu, Brand Ambassador Sido Muncul, Andy F. Noya, menilai peluncuran menu ini sebagai langkah inspiratif yang menyatukan kuliner dan identitas bangsa.

“Kita melihat kekuatan bangsa lewat makanan khas daerah. Papeda dan Ikan Kuah Kuning yang kini bisa dinikmati di Semarang adalah bukti bahwa kuliner Nusantara menjadi jembatan budaya,” katanya.

Andy juga mengapresiasi semangat generasi muda yang kini semakin mencintai kuliner lokal.

“Melalui kuliner, mereka belajar tentang budaya dan daerahnya sendiri. Dari situ tumbuh rasa nasionalisme,” tambahnya.

Apresiasi juga datang dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Harlina Chrismaryanti, Kabid Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disporapar Jawa Tengah.

“Peluncuran menu ini bukan sekadar menghadirkan sajian baru, tetapi juga mengenalkan kekayaan rasa dan budaya dari Maluku serta Papua,” ujarnya.

Menurutnya, inovasi kuliner seperti ini turut membuka peluang ekonomi baru.

“Melalui inovasi kuliner, kita tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga membuka peluang promosi wisata dan pemberdayaan ekonomi, mulai dari petani, nelayan, UMKM, hingga tenaga kerja perhotelan,” jelas Harlina.

Dukungan untuk Promosi Wisata Maluku Utara

Irwan Hidayat menegaskan bahwa langkah ini tidak berhenti pada menu sarapan hotel semata. Ia berencana meluncurkan iklan layanan masyarakat tentang pariwisata Maluku Utara yang menampilkan keindahan alam, budaya, kuliner, dan pakaian tradisional.

“Bulan Februari nanti saya akan membuat iklan layanan masyarakat tentang pariwisata Maluku Utara. Iklan ini bukan bersifat komersial, tapi bentuk dukungan kami untuk memperkenalkan Maluku Utara ke seluruh Indonesia,” tegasnya.

Melalui langkah kolaboratif antara sektor perhotelan, pemerintah, dan industri lokal ini, Hotel Tentrem Semarang tidak hanya memperkaya pengalaman kuliner tamunya, tetapi juga mengukuhkan diri sebagai ruang pertemuan antara cita rasa, budaya, dan pariwisata Indonesia Timur.

Terkini