JAKARTA - Pasar aset digital kembali bergejolak di tengah dinamika global yang belum stabil.
Pada perdagangan Rabu pukul 08.03 WIB, harga sejumlah kripto berkapitalisasi besar seperti Bitcoin dan Ethereum kompak terkoreksi, menandai pergeseran sentimen investor yang mulai berhati-hati setelah reli singkat di awal pekan.
Mengacu pada data coinmarketcap.com, harga Bitcoin (BTC) turun 3,08% dalam 24 jam terakhir, meskipun secara mingguan masih mencatat kenaikan 2,43%. Aset digital dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia itu kini diperdagangkan di level USD 102.791,81, setara Rp1,71 miliar dengan asumsi kurs Rp16.703 per dolar AS.
Sementara itu, Ethereum (ETH) turut melemah 4,68% dalam sehari, meski sepanjang pekan masih menguat 6,01%. Saat ini, ETH berada di level USD 3.417,05 atau sekitar Rp57,07 juta.
Mayoritas Altcoin Tertekan di Zona Merah
Pergerakan negatif tak hanya terjadi pada dua kripto utama. Sejumlah altcoin lainnya juga mencatat penurunan dalam 24 jam terakhir.
Harga Tether (USDT) turun tipis 0,03%, meski dalam sepekan masih naik 0,03%, dengan nilai USD 0,995.
Sementara itu, XRP menjadi salah satu aset yang paling terpukul, turun 5,8% dalam sehari. Walau begitu, dalam tujuh hari terakhir XRP justru mencatat kenaikan 10,64%, kini berada di USD 2,39.
Binance Coin (BNB) juga terkoreksi 3,5%, meski secara mingguan masih tumbuh 3,57%. Saat ini, BNB diperdagangkan di USD 958,38.
Nasib serupa dialami Solana (SOL) yang tergelincir 7,83% dalam 24 jam terakhir, meskipun pekan ini masih mencatat kenaikan 1,57% dengan harga terkini USD 154,31.
Sementara USD Coin (USDC) terkoreksi 0,03%, namun tetap stabil dengan penguatan mingguan 0,01%, kini di posisi USD 0,9997.
Menariknya, Tron (TRX) justru menjadi sedikit pengecualian dengan kenaikan 0,23% dalam 24 jam terakhir dan lonjakan 5,05% dalam sepekan. TRX kini diperdagangkan di USD 0,2975.
Di sisi lain, Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) sama-sama mengalami pelemahan tajam. DOGE anjlok 4,91% dalam 24 jam terakhir meski seminggu sebelumnya melonjak 7,99%, kini berada di USD 0,1723. Sementara ADA turun 6,27%, meski dalam sepekan masih naik 8,01%, dengan harga USD 0,5564.
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global turun 2,9% menjadi USD 3,46 triliun, setara Rp57.799 triliun, menunjukkan pelemahan kolektif di seluruh sektor aset digital.
Peringatan dari Pakar Keuangan Dave Ramsey: Kripto Masih Spekulatif
Di tengah volatilitas pasar kripto, pandangan skeptis terhadap aset digital kembali mencuat. Dave Ramsey, penulis buku keuangan populer sekaligus pembawa acara “The Ramsey Show”, kembali menegaskan sikap kerasnya terhadap investasi kripto.
Ramsey menilai aset digital seperti Bitcoin masih berada dalam tahap yang sangat berisiko dan tidak layak disebut investasi. Dalam podcast Shawn Ryan Show, ia menyebut banyak investor kripto yang “mengabaikan risiko” dan bahkan menilainya sebagai langkah yang “bodoh”.
Menurut Ramsey, meskipun pasar kripto kini lebih stabil dibanding beberapa tahun lalu, volatilitasnya masih terlalu tinggi untuk dianggap sebagai aset investasi jangka panjang.
“Kripto memang akan menjadi lebih besar, lebih baik, lebih aman, dan stabil, tetapi tetap sangat berisiko,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa berinvestasi di kripto bukanlah investasi sejati, melainkan spekulasi murni. Perbedaan mendasar antara keduanya, kata Ramsey, terletak pada jangka waktu dan tingkat risiko. Spekulasi bersifat jangka pendek dan berisiko tinggi, sedangkan investasi sejati lebih stabil dan berorientasi jangka panjang.
Kripto Diibaratkan ‘Roda Roulette’ oleh Ramsey
Dalam penjelasan lebih lanjut, Ramsey menggunakan perumpamaan tajam terhadap aset digital. Ia menyebut bahwa investasi penuh di kripto ibarat menaruh seluruh uang di roda roulette kasino.
“Teman-teman saya yang memiliki kekayaan lebih dari USD 100 juta bisa saja menaruh USD 1 juta di kripto karena mereka tidak peduli jika uang itu hilang,” ujarnya.
Menurut Ramsey, investor kecil sering salah kaprah dengan menempatkan seluruh dana pada aset digital, alih-alih menyeimbangkannya dengan instrumen keuangan konvensional seperti reksa dana, tabungan pensiun 401(k), atau investasi properti.
Ia juga menyoroti kesalahan umum investor pemula yang hanya terpaku pada grafik harga tanpa memahami risiko mendasar.
“Jika Anda memetakan grafik Bitcoin dan tidak melihat risikonya, Anda bodoh,” katanya blak-blakan.
Pernyataan ini kembali menegaskan posisinya sebagai kritikus utama terhadap tren spekulasi kripto, sekaligus mengingatkan investor agar tidak terbawa euforia harga yang sering kali menyesatkan.
Pasar Masih Menarik, Tapi Butuh Kewaspadaan
Kendati mendapat kritik tajam, pasar kripto tetap menjadi perhatian besar di dunia keuangan global. Kenaikan harga mingguan di berbagai aset menunjukkan masih adanya minat investor terhadap potensi jangka panjang kripto, terutama sebagai aset lindung nilai alternatif terhadap inflasi.
Namun, volatilitas ekstrem seperti yang terjadi pada perdagangan 12 November 2025 menjadi pengingat bahwa pasar kripto masih sangat dipengaruhi faktor spekulatif dan sentimen global. Investor disarankan berhati-hati dalam mengalokasikan portofolio, khususnya bagi yang belum memiliki pengalaman memadai di pasar aset digital.
Dalam situasi seperti ini, keseimbangan antara potensi keuntungan dan manajemen risiko menjadi kunci utama. Bagi sebagian investor besar, kripto mungkin tetap menarik. Namun bagi investor ritel, disiplin investasi dan pemahaman fundamental tetap menjadi benteng terbaik menghadapi fluktuasi yang tidak menentu.