JAKARTA - Harga minyak dunia kembali menunjukkan tren positif pada awal jam perdagangan Eropa, terdorong oleh optimisme bahwa penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan segera berakhir.
Hal ini memunculkan ekspektasi peningkatan permintaan di pasar konsumen bahan bakar terbesar di dunia.
Menurut data Yahoo Finance, harga minyak mentah Brent naik 0,8 persen menjadi USD64,15 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) juga meningkat dengan margin yang sama menjadi USD60,21 per barel. Kenaikan ini mencerminkan sentimen pasar yang mulai membaik di tengah harapan penyelesaian kebuntuan fiskal di AS.
Harga Brent dan WTI Naik di Awal Perdagangan
Analis pasar IG, Tony Sycamore, menilai bahwa pembukaan kembali pemerintah AS akan memberikan dorongan signifikan terhadap aktivitas ekonomi domestik, terutama melalui gaji bagi 800 ribu pegawai federal yang terhenti selama penutupan.
Menurutnya, program-program penting yang kembali berjalan akan meningkatkan kepercayaan konsumen, aktivitas ekonomi, dan pengeluaran bahan bakar.
“Pembukaan kembali yang akan segera terjadi merupakan dorongan yang baik, memulihkan gaji 800 ribu pegawai federal dan memulai kembali program-program penting yang akan meningkatkan kepercayaan konsumen, aktivitas, dan pengeluaran,” ujar Sycamore.
Kenaikan harga Brent dan WTI ini juga diiringi dengan optimisme bahwa rebound harga minyak WTI berpotensi mencapai USD62 per barel dalam beberapa sesi perdagangan mendatang, jika pemerintah AS benar-benar mengakhiri penutupan.
Sentimen Pasar Terangkat oleh Data Inflasi Tiongkok
Selain faktor domestik AS, sentimen pasar minyak dunia juga terangkat oleh data inflasi positif dari Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia. Data ini menunjukkan stabilitas konsumsi dan daya beli masyarakat Tiongkok, yang menjadi indikator penting permintaan energi global.
Kombinasi dari optimisme AS dan data ekonomi Tiongkok memberikan dukungan fundamental bagi harga minyak, sekaligus memicu ekspektasi bahwa tren penguatan harga minyak dapat berlanjut dalam beberapa minggu ke depan.
Dampak Potensi Pembukaan Kembali Pemerintah AS
Penutupan pemerintah AS sebelumnya telah menimbulkan gangguan signifikan, terutama di sektor transportasi udara di kota-kota besar. Kekhawatiran pasar mengarah pada kemungkinan perlambatan konsumsi bahan bakar akibat terganggunya aktivitas penerbangan dan layanan publik.
Dengan tercapainya kesepakatan di Kongres AS, investor percaya bahwa sektor transportasi akan kembali normal. Rebound permintaan bahan bakar ini menjadi salah satu faktor kunci yang mendongkrak harga minyak, mengingat liburan musim dingin yang biasanya meningkatkan mobilitas masyarakat dan konsumsi energi.
Proyeksi Permintaan Bahan Bakar dan Liburan Musim Dingin
Berakhirnya penutupan pemerintah diharapkan membuka jalan bagi aktivitas perjalanan udara yang lebih kuat, terutama menjelang musim liburan. Hal ini menjadi faktor positif bagi permintaan minyak, karena sektor transportasi merupakan salah satu konsumen bahan bakar terbesar di AS.
Investor juga melihat sentimen risiko global membaik, sehingga potensi rebound harga WTI ke level USD62 per barel menjadi lebih realistis. Dengan kombinasi faktor domestik dan global, analis memperkirakan bahwa pasar minyak dunia akan mengalami fase stabilisasi dan pertumbuhan moderat dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan, kenaikan harga minyak pada awal perdagangan Eropa ini mencerminkan optimisme pasar terhadap penyelesaian penutupan pemerintah AS, data ekonomi Tiongkok yang menggembirakan, dan proyeksi permintaan bahan bakar selama musim liburan mendatang.
Dengan faktor-faktor tersebut, pasar minyak dunia menunjukkan bahwa fundamental permintaan dan sentimen ekonomi tetap menjadi penggerak utama harga, sementara investor terus memantau perkembangan kebijakan fiskal dan konsumsi global untuk menentukan arah pergerakan selanjutnya.